Lihat ke Halaman Asli

Ada Tabir! Kita Adalah Lawan

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13685551741671080026

Di atas tanah tempatku terlahir, Batu-batu lama jadi kawan seiring takdir, Bermain dengan payung awan, bernafaskan zikir, Dengan selimut sunyi, aku pandang batas akhir, Hingga semua berpikir, aku mati tanpa tabir, Antara aku dan juga mereka yang dianggap kafir, Tergolong manakah aku yang tak suka dibelai? Setelah banyaknya kaum di bagian timur terbelengkalai, Sejaya apakah negeri yang dipuja-puja agustus, Ketika halusinasi bergentayangan dalam sensasi bius, Sejauh aku memandang, semua nafsu sihir autis, Harta, jiwa dan juga raga dicuri lembut dengan dramatis, Habis! aku katakan habis, Karena kepercayaan telah dirampas habis, Tapi ingat, Tak perlu mengajakku untuk berdamai, Aku tahu semua adalah, hanya karatan rantai, Tak mungkin syairku menyebutmu pahlawan, Dan harga mati, siapapun kau! Kita adalah lawan. :aku cinta negeriku, aku bertahan demi yakinku.. 00.43 wib Banda Aceh, 15 Mei 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline