Sistem Pembelajaran Berbasis Nilai Islami
Pesantren ini mengedepankan pengajaran kitab kuning dengan metode tradisional seperti wetonan, sorogan, dan hafalan. Melalui kegiatan rutin seperti sholat berjamaah, pengajian, hingga hafalan Al-Qur'an, nilai-nilai Islami seperti kedisiplinan, tanggung jawab, dan ketaatan ditanamkan secara intensif. Kegiatan lain seperti kerja bakti (ro'an) membentuk solidaritas dan rasa cinta lingkungan di kalangan santri.
Adaptasi dengan Teknologi di Era Modern
Meski mempertahankan tradisi, Pesantren An Najiyah 1 juga mengintegrasikan teknologi ke dalam pembelajaran. Program literasi digital, penggunaan perangkat komputer, dan pelatihan kepemimpinan berbasis nilai Islami menjadi upaya pesantren dalam menjawab tantangan globalisasi. Namun, semua penggunaan teknologi ini diawasi ketat agar tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
Keseimbangan antara Tradisi dan Modernisasi
Dengan moto "Panca Jiwa Pondok" (Keikhlasan, Kesederhanaan, Kemandirian, Ukhuwah Islamiyah, dan Pemikiran Moderat), pesantren ini terus berusaha menjaga keseimbangan. Tradisi pesantren, seperti pembelajaran kitab kuning, tetap dijalankan sambil membuka ruang untuk inovasi modern.
Tantangan dan Solusi
Di era globalisasi, tantangan utama yang dihadapi pesantren adalah pengaruh budaya global dan media digital yang dapat memengaruhi moral santri. Untuk itu, An Najiyah 1 menerapkan pendekatan disiplin ketat dan program-program seperti sholat berjamaah untuk membentuk rasa tanggung jawab. Selain itu, pesantren melatih santri untuk hidup mandiri, menghormati waktu, dan mematuhi aturan pondok.
Komitmen Berkelanjutan
Pondok Pesantren An Najiyah 1 terus berkomitmen mencetak lulusan yang tidak hanya berkarakter Islami, tetapi juga siap menghadapi dinamika zaman. Pesantren ini berfokus menghasilkan manusia beradab, baik secara material maupun spiritual, yang mampu menjadi khalifah di bumi dengan menjaga nilai-nilai Islam.