Lihat ke Halaman Asli

nazla anzani

Mahasiswa

Pengaruh Media Sosial terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia di Kalangan Remaja Gaul

Diperbarui: 4 Juli 2024   14:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengaruh Media Sosial terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia di Kalangan Remaja Gaul 

Di era digital saat ini, media sosial sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, terutama di kalangan remaja. Platform seperti Instagram, Twitter, TikTok, dan WhatsApp bukan hanya sekadar alat komunikasi, tetapi platform tersebut sudah menjadi tempat dimana bahasa terus berkembang.Pengaruh media sosial terhadap perkembangan bahasa Indonesia di kalangan remaja gaul sangat signifikan, menciptakan tren baru dalam penggunaan bahasa. 

Peran Media Sosial dalam Perkembangan Bahasa 

Media sosial juga menyediakan ruang bagi remaja untuk berekspresi dengan bebas, yang sering kali menangkap penggunaan bahasa yang lebih santai dan kreatif. Remaja gaul, cenderung sangat mengikuti tren terbaru, sering kali menjadi pemimpin dalam menciptakan dan menyebarkan istilah-istilah baru. Media sosial sangat memungkinkan memasuki istilah-istilah ini untuk dengan cepat menyebar luaskan dan diterima oleh komunitas yang lebih luas. 

 Bahasa Indonesia di Media Sosial 

Dalam penggunaan Bahasa Indonesia di media sosial kali lebih santai dan tidak terlalu mengikuti kaidah tata bahasa yang baku. Penggunaan singkatan dan campuran bahasa asing menjadi hal yang umum. dapat dilihat dari cara remaja berkomunikasi melalui teks dan komentar di media sosial, para remaja lebih memilih gaya bahasa yang ringkas dan informatif. Contohnya adalah penggunaan kata-kata seperti "gabut" (gaji buta), "santuy" (santai), dan "baper" (bawa perasaan).

Bahasa Gaul dan Tren Media Sosial 

Bahasa gaul semakin berkembang di media sosial sangat dipengaruhi oleh tren dan budaya pop. Remaja gaul sering kali menciptakan istilah-istilah baru yang kemudian besar akan menjadi viral. Media sosial sangat cepat untuk menjadi pusat penyebaran istilah-istilah ini, sehingga mereka dengan mudah diadopsi oleh banyak orang.  Misalnya, kata "ngab" (kebalikan dari "bang"), "OTW" (On The Way), dan "FOMO" (Fear Of Missing Out) menjadi populer karena sering digunakan di media sosial dan viral di berbagai platform.

Dampak Negatif 

Adanya penurunan kualitas bahasa formal, penggunaan bahasa gaul yang berlebihan sangat mempengaruhi remaja dalam menggunakan bahasa Indonesia yang formal dan benar, yang dapat berdampak pada performa akademik mereka. Kehilangan Nuansa Bahasa, penggunaan singkatan yang berlebihan dapat mengurangi kekayaan nuansa bahasa dan kejelasan dalam komunikasi. 

Peran Pendidikan dan Kesadaran

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline