Lihat ke Halaman Asli

Kekerasan dalam Rumah Tangga, Teori Justice John Rawls

Diperbarui: 5 November 2024   12:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KASUS KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA : TEORI JUSTICE JOHN RAWLS

Oleh : Nazilus Sakinah

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) menurut UU Republik Indonesia Pasal 1 tentang PDKRT adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis dan pelantaran dalam rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.

KDRT yang dialami oleh seseorang dapat menimbulkan dampak secara fisik seperti luka-luka bahkan sampai terjadinya risiko kematian dan dampak psikologis yang sangat mendalam seperti depresi, trauma, gangguan kecemasan, dan lain sebagainya. 

Di Indonesia jumlah kasus KDRT semakin melonjak setiap tahunnya, jumlah korban kasus KDRT mencapai 21.036, dengan korban laki-laki sebanyak 4.360 dan korban perempuan sebanyak 18. 206, dari data kementerian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak pada 1 Januari 2024 sampai saat ini.

Dari data diatas bisa dibuktikan bahwa kasus KDRT paling banyak dialami oleh seorang perempuan. Adapun mulanya kekerasan seorang suami terhadap istrinya dapat terjadi karena ketidakadilan seorang suami baik dari segi tanggung jawab, pemenuhan nafkah, maupun kasih sayang. Menurut John Rawls untuk mengatakan keadilan harus ada 3 konsep yang mendasarinya. 

Jika dari 3 konsep tersebut hilang satu maka belum dikatakan keadilan, jika hilang dua maka sangat belum dikatakan keadilan, dapat dikatakan keadilan apabila 3 konsep tersebut ada. 3 konsep tersebut adalah adanya masalah otonomi (suatu tanggung jawab), adanya distribusi (penyaluran suatu barang dan jasa), dan adanya responsibility (rasa saling menghargai).

Contoh kasus KDRT yang terjadi di Indonesia, dialami oleh seorang selebgram dengan inisial IN menjadi korban KDRT yang dilakukan oleh AT. Kasus tersebut sudah terjadi sejak tahun 2020, tetapi IN baru membuka suara lewat unggahan Instagramnya pada Selasa (13/8/2024). 

Dalam unggahannya menunjukkan rekaman cctv yang sedang berada diatas tempat tidur  IN bersama AT dan anak bayinya. Saat itu, AT memukul IN dan mengenai anak bayinya.

 IN mengungkapkan alasan dia bertahan demi anaknya dan dia juga mengungkapkan lwat unggahan instagramnya meminta maaf karena sudah menutupi KDRT yang dialaminya selama lima tahun karena dia masih berharap AT akan berubah, dalam unggahannya "Maafkan jika selama lima tahun ini saya selalu menutup diri atas KDRT yang saya alami dari keluarga dan sahabat-sahabat terdekat saya karena saya selalu bergelut dengan pikiran dan hati saya, bahwa dia bisa berubah" ungkap IN.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline