Lihat ke Halaman Asli

KKN UNS KELOMPOK 65

Mahasiswa KKN UNS

Mahasiswa KKN UNS Dorong Masyarakat Manfaatkan Sampah Dapur untuk Pembuatan Pupuk Kompos

Diperbarui: 31 Agustus 2021   23:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelatihan pembuatan pupuk kompos organik (Dokpri)

Wonosobo -  Mahasiswa KKN UNS Kelompok 65 melakukan pelatihan pembuatan pupuk kompos organik di Desa Blederan, Mojotengah, Kabupaten Wonosobo. Pelatihan pembuatan pupuk kompos organik ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan hasil panen pertanian warga Desa Blederan itu sendiri, yang mayoritas mata pencaharian warga Desa Blederan adalah sebagai petani sayuran.

Kelompok KKN 65 Melakukan KKN di Desa Blederan, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo beranggotakan Fatkhul Nursafa'ah (FKIP/Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan), Athiya Hanifah (FKIP/Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan), Sheila Silvia (FKIP/Pendidikan Sosiologi Antropologi), Lilis Cahyani (FP/Ilmu Teknologi Pangan), Verliana Puji Pangesti (FKIP/Pendidikan Guru Sekolah Dasar), Mega Aulia Maharani (FKIP/Pendidikan Matematika), Dealita Dwitarani (FH/Ilmu Hukum), Laila Ifrochatu Chasanah (FKIP/Bimbingan dan Konseling), dan Nazila Kurniati (FKIP/Pendidikan Ekonomi). KKN ini dilaksanakan pada 3 Agustus 2021 hingga 31 Agustus 2021. Terdapat Sembilan program kerja yang disusun, salah satunya yaitu pelatihan pembuatan pupuk kompos organik.

Kegiatan pelatihan pembuatan pupuk kompos organik ini dilakukan pada tanggal (30/08/2021) dengan narasumber yaitu Prof. Dr. Drs. Pranoto, M.Sc yang juga merupakan Dosen Pembimbing Lapangan KKN UNS kelompok 65. "Ada beberapa tujuan dilaksankannya pelatihan pembuatan pupuk kompos organik ini, yaitu agar warga desa Blederan dapat memanfaatkan sampah dapur atau sampah rumah tangga sehingga memiliki nilai guna. Di samping itu, pengelolaan sampah ini dapat menjadikan lingkungan desa menjadi lebih bersih. Namun, tujuan utama dari kelompok kami melakukan pelatihan pembuatan pupuk kompos organik adalah untuk meningkatkan hasil panen pertanian warga Desa Blederan sehingga dapat meningkatkan ekonomi atau penghasilan warga desa Blederan itu sendiri" sebut mahasiswa KKN UNS 65.

Pembuatan pupuk kompos organik ini selain ramah lingkungan, juga dapat menghemat pengeluaran pembelian pupuk. Dengan mengolah kembali sampah dapur menjadi pupuk kompos organik secara tidak langsung dapat membantu mengurangi jumlah penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pupuk organik mempunyai beberapa kelebihan sehingga sangat baik untuk pertumbuhan tanaman maupun untuk kesehatan tanah dan lingkungan. Kelebihan pupuk organik disamping menambah kesuburan tanah jug adapt memperbaiki sifat fisik, struktur dan tekstur tanah. Pupuk organik ini tidak merusak keseimbangan zat-zat didalam tanah.

Pada dasarnya membuat pupuk organik dari sampah adalah membiarkan sampah tersebut terurai selama beberapa waktu. Dalam pelatihan pembuatan pupuk kompos organik yang dilakukan oleh kelompok 65 KKN UNS dijelaskan cara, bahan, dan alat pembuatan. Berikut beberapa bahan dan alat yang digunakan :

Bahan

  1. Sampah kering,
  2. Sampah basah,
  3. EM4,
  4. Air sumur 1 liter,
  5. Tetes tebu/gula jawa/gula pasir,
  6. Arang sekam.

Alat

  1. Ember plastik,
  2. Pisau cacah,
  3. Tampah/alas plastik,
  4. Bak sampah,
  5. Botol plastik satu buah.

Praktik pembuatan pupuk kompos organik yang dilakukan oleh mahasiswa KKN (Dokpri)

Langkah pembuatan

Mengaktifkan mikroorganisme dalam EM4, yaitu dengan menambahkan gula dan air. Perbandingannya 1 ltr air : 2 tutup botol EM4 : 3 sendok tetes tebu,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline