Lihat ke Halaman Asli

Kelebihan Berat Badan: Kenali Obesitas dan Bahayanya!

Diperbarui: 4 Desember 2024   15:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Obesitas merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan berat badan berlebih. Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi (makanan yag dikonsumsi) dengan energi yang digunakan (aktivitas fisik atau metabolisme tubuh rendah) dalam waktu cukup lama.  Diagnosis obesitas didasarkan pada penggolongan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang diperoleh dari perhitungan berat badan dibagi dengan tinggi badan kuadrat. Menurut kriteria Asia Pasifik, seseorang akan dikatakan obesitas jika memiliki IMT ≥ 25. Di Indonesia sendiri, menurut Pedoman Gizi Seimbang Kementrian Kesehatan, seseorang dikategorikan kelebihan berat badan jika IMT > 25 dan dikatakan obesitas jika IMT > 27.  

Prevalensi obesitas telah meningkat secara signifikan dalam beberapa decade terakhir,baik di negara maju maupun berkembang. Menurut Kementerian Kesehatan, pada tahun 2030 diperkirakan 1 dari 5 wanita dan 1 dari 7 pria akan hidup dengan obesitas (setara dengan lebih dari 1 miliar orang di seluruh dunia). World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa obesitas merupakan permasalahan epidemi karena lebih dari sembilan juta orang meninggal setiap tahun akibat obesitas di tahun 2017. Obesitas dapat memicu terjadinya penyakit-penyakit kronis seperti stroke, serangan jantung koroner, diabetes melitus, dan hipertensi. Obesitas juga mempengaruhi kesehatan tulang dan reproduksi serta meningkatkan risiko kanker tertentu. Pada saat tidur di malam hari, penderita obesitas lebih rentan terkena Obstructive Sleep Apnea (OSA) yaitu penyumbatan saluran nafas ketika.  

Obesitas sangat memperngaruhi kualitas hidup seseorang, bahkan untuk tidur dan bergerak. Selain masalah-masalah kesehatan, orang yang memiliki kelebihan berat badan juga lebih cenderung menghadapi tantangan mental, seperti dirundung karena berat badannya yang bisa membuat rasa rendah diri muncul, kecemasan, takut keluar rumah dan bersosialisasi hingga depresi.

Obesitas bisa disebabkan oleh beberapa faktor, yang paling berperan adalah perilaku dan gaya hidup. Penderita obesitas cenderung adalah orang-orang yang mengonsumsi banyak makanan berlemak, tinggi gula, garam dan penyedap seperti makanan cepat saji namun tidak diiringi gizi dan aktivitas fisik yang cukup.  Selain itu, obesitas juga dipengaruhi oleh genetik seperti Syndrome Prader-Willi dan konsumsi obat-obatan tertentu yang dapat memicu kenaikan berat badan seperti obat-obatan anti-depresan, anti-psikotik, kortikosteroid, dan sebagainya.  

Obesitas umumnya akan menunjukkan gejala berikut:

1. Penumpukan lemak di tubuh, terutama di sekitar pinggang. Terbukti dengan pengukuran lingkar perut, jika > 80 cm pada perempuan dan > 90 cm pada laki-laki maka dikatakan obesitas.
2. Mudah berkeringat
3. Sering mendengkur, merupakan salah satu tanda OSA
4. Sesak nafas
5. Mudah lelah
6. Bagian lipatan kulit lembab karena berkeringat sehingga kadang iritasi
7. Tidak percaya diri bersosialisasi
8. Menstruasi dini pada anak perempuan
9. Pubertas terlambat pada anak laki-laki
10.Kelainan tulang, contohnya kaki rata

Obesitas perlu dicegah agar tidak menimbulkan komplikasi penyakit-penyakit berbahaya dan mematikan. Metode untuk mencegah obesitas hamper sama dengan cara menurunkan atau mempertahankan berat badan. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah obesitas adalah :

1. Atur pola makan, selalu makan makanan yang bergizi seimbang, perbanyak sayuran hijau dan buah serta hindari olahan tinggi gula, lemak, dan garam
2. Lakukan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari secara rutin
3. Makan secara perlahan, sebab makan terburu-buru bisa membuat tubuh lambat menyadari jika sudah kenyang
4. Cukup tidur dan cairan dalam tubuh
5. Timbang berat badan dan ukur lingkar pinggang secara teratur.  

Prinsip dalam pengelolaan obesitas adalah mengatur keseimbangan energi. Energi yang masuk harus lebih rendah dari yang dibutuhkan, diutamakan untuk peningkatan massa otot dengan meningkatan laju metabolik. Sehingga lemak yang tertumpuk juga bisa dibakar menjadi energi.  

Dengan menurunkan berat bada, resiko penyakit yang disebabkan obesitas juga dapat berkurang, seperti tekanan darah yang dahulunya tinggi bisa berkurang mendekati normal jika berat badan berkurang sebab beban pompa jantung juga berkurang. Oleh karena itu, jagalah asupan makanan dan rutinlah beraktivitas fisik agar dijauhkan dari obesitas dan penyakit yang menyertainya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline