Lihat ke Halaman Asli

Perang Dingin dalam Neorealisme

Diperbarui: 16 Oktober 2023   23:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

- Dari sudut pandang realisme klasik


Dalam hal ini, Amerika Serikat dan USSR saling bersaing untuk meningkatkan kekuatan atau kekuasaannya. Perang Dingin berlangsung dari 12 Maret 1947 hingga 26 Desember 1991. Perang Dingin terjadi setelah berakhirnya Perang Dunia II hingga runtuhnya Uni Soviet. Perang Dingin adalah persaingan politik antara Amerika Serikat dan USSR yang berlangsung selama 44 tahun. Kedua negara berlomba-lomba meningkatkan kekuatan negaranya masing-masing dengan tujuan untuk mendapatkan dukungan atau mungkin mempengaruhi negara lain agar mengikuti ideologi yang diusung masing-masing negara, yang pada akhirnya akan menghasilkan kekuatan pihak yang menang karena dia akan mendapatkan kepercayaan dari negara lain.


- Dari sudut pandang neorealisme


Dalam perspektif neorealisme, Perang Dingin pada hakikatnya terjadi karena kesamaan perilaku dan tindakan Amerika Serikat dan USSR, khususnya keduanya ingin sama-sama mendominasi dunia internasional. Perilaku serupa mungkin membantu menjelaskan struktur sistem internasional saat ini. Jika dilihat melalui neo-realisme, hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

- Dari sudut pandang realisme defensif


Pada masa Perang Dingin, sikap AS dan Uni Soviet adalah saling mengedepankan kepentingan dan kedaulatan masing-masing. Artinya, akibat kacaunya sistem internasional, mereka meyakini bahwa dalam dunia internasional tidak ada pihak yang bisa melarang atau mengancam kedaulatan negaranya. Oleh karena itu, mereka memperkuat kekuatannya di bidang militer dan bidang lainnya. Hal ini mereka lakukan untuk menjaga kedaulatan masing-masing negara.


-  realisme ofensif


Selama Perang Dingin, Amerika Serikat dan USSR masing-masing berusaha memaksimalkan kekuatan atau kekuasaan yang mereka miliki untuk mendominasi sistem internasional demi keuntungan mereka sendiri atau demi mencapai kepentingan nasional masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline