Lihat ke Halaman Asli

Psikologi Dakwah: Memahami dan Membimbing Kesadaran Manusia dalam Berdakwah

Diperbarui: 29 April 2024   20:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Psikologi Dakwah
Oleh: Syamsul Yakin dan Nazdah Issyatu Rachman
Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

 

Psikologi dakwah merupakan ilmu yang membantu dalam pelaksanaan dakwah. Ini bisa dilakukan baik oleh seorang da'i yang memiliki latar belakang psikologi, maupun seorang psikolog yang tertarik pada dakwah. Seorang da'i yang juga seorang psikolog memiliki kemampuan dalam bidang agama Islam seperti akidah, ibadah, dan akhlak, dan menggunakan pengetahuan psikologi dalam aktivitas berdakwah.

Contohnya, seorang da'i yang berusaha untuk memahami, menganalisis, dan mencari solusi terhadap masalah yang dihadapi dalam dakwah.

Sementara itu, seorang psikolog yang tertarik pada dakwah adalah mereka yang menangani masalah psikologis seperti kecemasan berlebihan, depresi, trauma, perilaku merugikan diri sendiri atau orang lain, ketergantungan, masalah tidur dan makan, dan sebagainya, dengan memperhatikan tiga prinsip utama dalam Islam: akidah, ibadah, dan akhlak.

Jadi, da'i yang psikolog menggunakan pengetahuan psikologi dalam berdakwah, sedangkan psikolog yang tertarik pada dakwah menggunakan pengetahuan agama sebagai landasan dalam membantu pasien.

Psikologi dakwah bertujuan untuk memberikan wawasan tentang bagaimana perilaku objek dakwah dapat diubah sesuai dengan ajaran Islam. Dengan pendekatan psikologis dalam berdakwah, da'i dapat membimbing mad'u tanpa membuat mereka merasa ditekan, melainkan mereka merasa melakukan keputusan dengan kesadaran sendiri. Ini menggambarkan pentingnya bagi seorang da'i untuk mempelajari psikologi, terutama karena objek dakwah dan objek psikologi sama, yaitu manusia.

Psikologi dakwah dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari fenomena kehidupan psikologis manusia yang terlibat dalam proses dakwah. Misalnya, orang yang merasa tenteram setelah berzikir, orang yang bersabar saat berpuasa, atau orang yang bersyukur setelah membayar zakat.

Ketenangan, kesabaran, dan rasa syukur adalah kondisi psikologis mad'u yang bisa dipertahankan dan ditingkatkan melalui dakwah.

Dengan memperhatikan perilaku individu da'i dan mad'u, psikologi dakwah mencoba untuk memahami proses kesadaran yang menjadi penyebab perilaku tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline