Lihat ke Halaman Asli

Catatan Kasmaran, 10

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

pagi telah tiba,  kekasihku. biarkan kebahagiaan ini meruap dari pelukan kita dan memenuhi kamar, dijerat jaring laba-laba nakal, lalu lewat jendela yang terbuka ia akan menumpang angin melewati pundak para pemanggul sepi, menyentuh dahi mereka dengan puisi paling sederhana, semacam doa yang bersahaja, lalu melambung di udara tawar, menyentuh rambut anak-anak yang menyanyikan dukacita di perempatan jalan, menyapa ketabahan para pemilik kios di sepanjang trotoar, menulis rajah di telapak tangan para musafir yang merindukan arah pulang, memberikan salam pertama untuk diucapkan tukang becak di depan gang, sopir angkutan kota yang menunggu penumpang, tukang parkir yang membersihkan peluit dengan topinya, para petugas puskesmas yang baru memarkir motor cicilan, melambaikan tangan pada satpam di depan toko swalayan, pada gadis-gadis berseragam dengan pupur di sisa kantuk, pada pemilik taman bacaan yang merapikan komik usang, pada seorang waria yang berdiri di sisa genangan hujan, pada penjaga sekolah dengan sisa gaji di tangan, pada petugas kebersihan yang memisahkan plastik bekas air mineral ke kardus khusus, pada loper koran di rute yang sama sejak bertahun-tahun silam…

o, pagi telah tiba, kekasihku. biarkan kebahagiaan ini meruap dari khusyuk percintaan kita, dan memenuhi dunia yang kita punya

29 juli 2010




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline