Lihat ke Halaman Asli

Nazala Chusna Syifa

23107030033- Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Film Animasi Studio Ghibli Ponyo: Mengajarkan Tentang Persahabatan

Diperbarui: 3 Maret 2024   20:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

griffonnews.com

Ponyo on the Cliff adalah film animasi fantasi karya Hayao Miyazaki yang dirilis pada 19 Juli 2009 di Jepang, dan ditayangkan di Indonesia pada 1 Juli 2017. Hayao Miyazaki adalah seorang ahli animator asal Jepang yang telah menciptakan karya-karya ikonik seperti "My Neighbor Totoro", "Spirited Away", dan "Howl's Moving Castle". Dalam film animasi Ponyo on the Cliff ini selain sebagai sutradara, Miyazaki juga merangkap sebagai produser dan juga penulis.

Kisah Ponyo diadaptasi dari kisah legendaris The Little Mermaid Karya Hans Christian Anderson. Menurut Toshio Suzuki, produser dan rekan lama Hayao Miyazaki, film animasi Ponyo ini berbeda dengan karya Miyazaki yang lain. Karena menggunakan gambar-gambar hasil gambar tangan dan tidak menggunakan computer graphics (CG). Grafik animasinya halus dan detail sehingga terlihat nyata dan membuat penonton terpesona.

Sinopsis

Film animasi tahun 2008 karya Hayao Miyazaki  ini bercerita tentang seekor ikan mas bernama Brunnhilde yang hidup di dasar lautan bersama ayahnya Fujimoto dan saudara-saudaranya.  Fujimoto adalah seorang ilmuwan dan penyihir yang pernah menjadi manusia dan menikah dengan dewi laut yang merupakan ibu Ponyo.

 Brunnhilde meninggalkan ayah dan saudara laki-lakinya dan melanjutkan petualangan menuju daratan, namun ikan mas tersebut terperangkap di dalam botol dan ditemukan oleh seorang anak laki-laki bernama Sousuke. Kemudian, Sousuke mencoba menyelamatkan Brunnhilde dari kapal, namun tangannya terluka karena goresan karang. Namun ternyata ikan mas ini mempunyai kekuatan misterius dan mampu menyembuhkan luka di tangan Sousuke.

Saat Sousuke melihat ini, dia mengira ikan mas yang dia temukan adalah ikan ajaib dan berjanji untuk melindunginya. Ikan mas ajaib ini kemudian diberi nama Ponyo. Ketika Fujimoto  mengetahui hilangnya Ponyo, dia mencoba membawa  putrinya kembali dari daratan, namun usahanya terus gagal karena Ponyo dengan berbagai caranya terus melarikan diri.

Perpaduan dunia nyata dengan dunia fantasi

Film ini dimulai dengan adegan di bawah laut yang menampilkan ubur-ubur yang melayang dan makhluk-makhluk dasar laut yang berlarian. Warna-warna pastel dalam adegan ini membuat Ponyo on the Cliff menjadi salah satu film yang jarang ditemui.

Film Ponyo on the Cliff memadukan antara dunia nyata dan fantasi. Banyak fenomena-fenomena terjadi yang tidak seperti biasa dan tanpa penjelasan apapun. Hal ini bahkan tidak dipertanyakan oleh penonton dan penggemarnya. Seperti contohnya ketika Ponyo berubah dari karakter ikan menjadi  anak  yang lucu, terkadang berkaki tiga seperti ayam, dan terkadang berkaki seperti manusia.  Atau ketika ikan sudah membesar sehingga air laut membanjiri kota (tidak ada korban jiwa).

Semua hal itu terasa seperti hal yang biasa saja. Meskipun ada rasa aneh, tapi terasa film animasi ini sangat bisa dinikmati secara asyik dan ringan. Film ini penuh dengan keceriaan dan kelucuan. Petualangan untuk menemukan ibu Sousuke juga terasa ajaib. Banyak makhluk-makhluk laut yang tiba-tiba mengisi seluruh kota dari yang kuno hingga yang masa kini tidak terkesan mengerikan melainkan menyenangkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline