Lihat ke Halaman Asli

Nazala Chusna Syifa

23107030033- Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Hidup Tenang dengan Filosofi Stoikisme: Obat untuk Si Overthinker

Diperbarui: 3 Maret 2024   09:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

bahasa.newsbytesapp.com

Stoikisme secara sederhana mengajarkan bagaimana menjaga pikiran dengan tenang dan rasional, tidak peduli hal buruk apapun yang terjadi pada diri, tetap fokus pada apa yang dapat kita kendalikan dan tidak khawatir atau memasrahkan hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan. stoikisme ini bukan suatu aliran kepercayaan, dan bukan agama. 

Stoikisme ini adalah aliran filsafat yang membantu mengontrol emosi negatif terus melipatgandakan kebahagiaan dan rasa syukur yang dirasakan. Dan jika masuk ke dalam ilmu teologi stoikisme ini tidak ada tumpang tindihnya dengan kepercayaan atau agama apapun. Termasuk agama Islam karena di Islam sendiri mengajarkan tawakal, mualaq, mubram. Jadi antara aliran filsafat stoikisme dan Islam itu sendiri tidak berbenturan.

Ajaran sufisme ini bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Melasir dari buku filosofi teras, stoikisme ini memiliki beberapa poin yang bisa diterapkan dalam kehidupan diantaranya yaitu,

Pertama fokus pada hal yang bisa kita kendalikan

"The more we value change our control the last kontrol we have" ungkapan ini disampaikan oleh Epipthytes. Dalam kalimat itu dapat diambil pelajaran bahwa kita harus fokus pada hal yang bisa dilakukan dan dikendalikan. Tidak ada gunanya menghabiskan waktu untuk mengurusi hal-hal yang tidak bisa diubah.

Kedua Jangan biarkan dirimu menderita karena memikirkan banyak masalah

Banyak orang lebih tersiksa karena imajinasinya dibanding realitanya. Terkadang kita terlalu dalam mengkaji suatu masalah, mengira-ngira siapa yang bersalah, memikirkan apa pendapat orang lain, terlalu memikirkan bagaimana jika nanti hal-hal tidak berjalan sesuai rencana. Dan akhirnya tersiksa oleh pikiran sendiri. Jika hal itu dilakukan, yang terjadi hidup kita akan semakin terpuruk dan penuh kesedihan. Padahal bisa saja yang dipikirkan semuanya salah dan tidak nyata.

Menurut Efectos ketika masalah datang manusia memiliki dua pilihan, pertama adalah mengubahnya seperti keinginan atau kedua menerimanya dengan lapang dada bahwa begitulah kenyataan yang terjadi. Stoikisme mengajarkan untuk menerima kenyataan dan menggunakan hal-hal yang kita miliki dengan sebaik-baiknya. Menerimanya sebagai hal yang terbaik yang harus terjadi dengan bahagia.

Ketiga Buatlah progres setiap hari meskipun hanya satu langkah

Kata Seno ketika kamu memiliki satu tujuan atau cita-cita besar, maka buatlah target-target yang bisa dilakukan dalam jangka pendek untuk menuju ke cita-cita besar. Kejar target dan buatlah progres setiap harinya. Hal ini bisa membuatmu memandang cita-cita lebih realistis dan lebih nyata untuk dicapai. Jangan mengejar kesempurnaan tapi kejarlah progres dan perkembangan, sehingga kamu selalu menjadi setingkat lebih baik daripada hari kemarin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline