Arum dan Alif terperangkap pada alur yang sama sekali jauh dari keinginan, tapi pada akhirnya mereka cintai sepenuh jiwa. Arum yang sepanjang hidupnya bertarung dengan kematian dan Alif yang terjebak dalam kesunyian, lambat laun jatuh cinta dengan nama-nama indah Sang Pencipta. Meski hidup bagai sebuah kisah panjang dengan beberapa alur tak terduga, mereka percaya bahwa ujung perjalanan ada pada 99 nama-Nya.
Novel ini menceritakan tentang dua tokoh utama Arum dan Alif. Pertemuan mereka adalah pertemuan yang tak terduga. Awalnya Arum sangat membenci sikap Alif, pemuda yang tak sengaja menabrak Arum. Hingga akhirnya ia bertemu kembali dengan pemuda itu saat di penjara. Sedangkan Alif adalah sosok pemuda nakal yang selalu merindukan sosok ibunya yang telah lama tiada. Ia sangat mengagumi dan mencintai ibunya.
Hubungan mereka didekatkan dengan Asmaul Husna 99 nama-Nya. Karena ternyata tanpa disadari mereka berdua sangat mengagumi nama-nama itu hingga selalu melafalkannya. Kisah mereka menarik dan berbeda bagaimana disana Arum dan Alif sangat menjaga batasan hubungan antar laki-laki dan perempuan.
Dalam cerita tersebut juga diselipkan bagaimana kehidupan penjara yang terasing dari dunia dan masyarakat. Juga dibalik kisah orang-orang yang dipenjara dan bagaimana mereka melewati kehidupan disana dengan rasa penyesalan atau pertobatan. Saya juga menyukai kisah perjuangan Arum, walaupun lemah karena penyakit yang ia derita tidak menyulutkan semangatnya untuk terus berbuat baik kepada orang-orang di sekelilingnya.
Selain bekerja, Arum juga mengadopsi anak-anak yatim-piatu ia mengasuh mereka dengan kasih sayang dan perhatian layaknya seorang Ibu. Sosok Arum mencerminkan anka muda yang berani dan peduli pada lingkungan sosial. Walaupun dari keluarga Arum seringkali menentang dengan sikap sosial Arum yang berlebihan karena kondisi lemah Arum yang sering membuat Ibunya khawatir.
Dalam novel ini kita akan banyak belajar dan memahami makna tentang 99 Nama baik Allah atau yang biasa kita kenal dengan Asmaul Husna. Terdapat nilai-nilai pendidikan keislaman dengan relevansi yang terkandung dalam novel Cinta dalam 99 Nama-Mu. Pendidikan akidah/tauhid yang perlu ditanamkan pada anak hingga ia akhirnya mampu membentuk karakter kepribadian yang kuat dan selalu melibatkan Allah dalam segala hal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H