Lihat ke Halaman Asli

Naysilla Dea

Mahasiswa Universitas Airlangga

Waspada Risiko Pengobatan Tradisional sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat di Indonesia

Diperbarui: 23 September 2024   21:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

NAYSILLA DEA AULIA / 191241003 

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Sistem pengetahuan suatu bangsa bukan hanya tentang pembelajaran akademik semata, namun juga mencakup sistem pengobatan yang dalam realisasinya berada dalam unsur teknologi. Dalam beberapa waktu yang lalu, sistem pengobatan tradisional cukup menarik perhatian masyarakat karena dipercaya dapat menjadi terobosan dalam proses pemulihan kesehatan masyarakat (Sudardi, 2002). 

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa angka kesakitan penduduk pada tahun 2023 yaitu sebesar 26,27%, di mana dari jumlah tersebut sebesar 69,31% memilih untuk mengobati sendiri dengan pengobatan tradisional tanpa adanya bantuan medis. 

Hal ini didukung oleh banyaknya industri obat tradisional yang memproduksi obat herbal, obat tradisional, atau suplemen yang sering kali hanya menyoroti keberhasilannya tanpa mengungkapkan kegagalan atau efek samping yang mungkin terjadi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang (Turana, 2003). Hal ini menjadi faktor utama mengapa saat ini masyarakat lebih banyak mengandalkan obat tradisional daripada pengobatan medis.

Banyak dari masyarakat yang menganggap bahwa biaya pengobatan modern ke tenaga kesehatan relatif lebih mahal, dan hal tersebut dianggap memberatkan masyarakat yang memiliki keterbatasan ekonomi. 

Oleh karena itu, masyarakat beralih untuk melakukan pengobatan tradisional yang menurut mereka lebih murah dan juga minim efek samping yang negatif. Pengobatan tradisional belum dapat dipastikan terkait keamanan dan efektivitasnya, khususnya dalam penggunaan obat herbal yang sebagian besar belum memiliki latar belakang ilmiah sebagai konfirmasi khasiatnya. 

Maraknya penggunaan pengobatan tradisional berbasis obat herbal ini bukan dilatarbelakangi karena adanya uji mengenai khasiat yang dimilikinya, namun hal tersebut didasari karena adanya pendapat dari beberapa masyarakat yang berhasil sembuh dengan mengonsumsi obat herbal tersebut (Wahyuni, 2021).

Dengan rendahnya kepercayaan dan minat masyarakat pada pengobatan medis akan menyebabkan tidak terdeteksinya berbagai macam penyakit secara akurat, padahal banyak penyakit yang pada dasarnya memang membutuhkan penanganan medis yang serius seperti proses persalinan, penyakit jantung, dan juga paru-paru. Hal tersebut tentu akan menghambat dan memperlambat tindakan serta penanganan yang seharusnya didapatkan oleh pasien. 

Sebagai contoh dalam kasus proses persalinan dengan komplikasi seperti bayi sungsang, operasi oleh dokter diperlukan agar ibu dan bayi selamat. Namun jika hanya menggunakan metode tradisional dengan ramuan pelicin, risiko kematian ibu meningkat akibat pendarahan yang tidak tertangani (Hafizah, 2018).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline