Di era digital ini, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, penggunaan berlebihan dapat memicu fenomena Social Media Anxiety---kecemasan yang timbul dari tekanan sosial digital. Kondisi ini terutama dirasakan oleh Generasi Z, yang sering kali merasa tertekan untuk menampilkan citra diri yang sempurna di platform online. Fenomenna ini dapat mengganggu kesejahteraan mental, memicu stres, kecemasan, penurunan harga diri, dan gangguan tidur (Kompas, 2023; Buletin K-Pin, 2021).
Generasi Z atau sering disebut sebagai Gen Z, merupakan sekelompok orang yang lahir antara tahun 1997 hingga 2021. Tumbuh bersamaan dengan berkembangnya teknologi dan internet membuat mereka dikenal sebagai digital natives. Mereka sangat terampil dalam menggunakan perangkat teknologi dan media sosial.
Apa yang Memengaruhi Kecemasan Sosial di Media Sosial?
Fenomena ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
1. Perbandingan sosial
Salah satu faktor utama adalah perbandingan sosial yang tidak realistis. Banyak pengguna media sosial, terutama remaja dan mahasiswa, membandingkan kehidupan mereka dengan gambaran "hidup sempurna" yang terlihat di layar. Hal ini menciptakan perasaan tidak berharga dan tekanan untuk tampil sempurna di dunia maya (Shabahang et al., 2021; Verduyn et al., 2012).
2. Kekhawatiran privasi
Kekhawatiran privasi merujuk pada rasa cemas atau khawatir yang dialami individu terkait dengan bagaimana informasi pribadi mereka dikumpulkan, disimpan, dan digunakan oleh pihak lain, terutama di era digital.
3. Tekanan untuk sempurna
Dorongan untuk mengikuti tren dan ekspektasi sosial yang sering kali tidak realistis. Media sosial memperkuat tekanan ini dengan menampilkan versi terbaik dari kehidupan orang lain. Hal ini dapat menciptakan ilusi bahwa orang lain selalu bahagia dan sukses, sementara kenyataannya tidak selalu demikian (Kompasiana, 2023).
Untuk mengukur kecemasan sosial ini, para peneliti menggunakan alat ukur seperti Social Anxiety Scale for Social Media Users (SAS-SMU) oleh Alkis, et al. (2017) yang mengidentifikasi berbagai aspek kecemasan yang muncul, seperti kecemasan dalam berbagi konten, kekhawatiran tentang privasi, ketegangan saat berinteraksi, dan perasaan cemas terhadap penilaian diri. Survei dilakukan pada Generasi Z yang sudah mencapai tahap dewasa awal di berbagai daerah di Indonesia, menemukan tingkat kecemasan yang moderat hingga tinggi di antara 105 responden, terutama bagi mereka yang sering membandingkan diri dengan orang lain di platform digital.