PENENTANGAN DAKWAH RASULULLAH SAW.
(TANTANGAN YANG DIHADAPI RASUL SELAMA BERDAKWAH)
Nama : Nayla Syifa'un Najmi
Prodi : Ilmu Hadist E3 Semester 1
Matkul : Sirah Nabawiyah
Dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah tidak selalu berjalan dengan lancar. Meskipun Baginda adalah seorang Rasul, banyak beberapa hambatan dan tantangan yang dialami oleh Rasul dan juga para sahabat yang dilakukan oleh kaum kafir, musyrik yang ada dikota mekkah. Diantaranya tantangan yang paling berat adalah menyampaikan dakwah kepada para keluarga terdekat, dia mendapat penolakan dari para keluarga terutama pamannya Abu Lahab dan Abu Jahal, ini juga menjadi beban yang berat baginya karena kedua pamannya ini sampai akhir hayat tidak beriman kepada Allah. Ancaman pembunuhan yang diterima sebagai upaya konspirasi dari kaum lan tardho untuk menghentikan dakwahnya, penyiksaan yang diterima para sahabat, kaum Muslimin, mengganggunya, ejekan, hinaan, tuduh-tuduhan palsu yang dilontarkan untuknya, sindiran serta pemboikotan total yang dilakukan orang-orang Musyrik.
Banyak sekali ancaman yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy dalam menentang dakwahnya Rasulullah, tetapi semua itu hanya sia-sia. Mereka tidak menyerah dan terus memikirkan berbagai cara untuk mencegah dakwahnya Rasul. Berikut adalah usaha-usaha kaum kafir Quraisy dalam menentang dakwah Rasulullah Saw.:
- Memperolok-olok, memperlekeh-lekehkan, mempermain-mainkan, mendusta dan mempersedanya. Semuanya ini bertujuan untuk melemahkan kaum muslimin serta meruntuhkan kekuatan semangat mereka. mereka lemparkan Rasulullah dengan berbagai tuduhan nakal seperti memanggil Rasulullah dengan sebutan orang gila.[1] Seperti yang ada di dalam al-Qur'an Q.S. al-Hijr ayat 6, yang artinya: Dan mereka berkata: "Hai orang yang diturunkan al-Qur'an kepadanya, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila" (Qs. al-Hijr:6). Allah memberitakan tentang kekafiran dan sikap keras kepala mereka dengan mengatakan, "Hai orang yang diturunkan al-Qur'an kepadanya," maksudnya, hai orang yang mengaku diturunkan al-Qur'an, "Sesungguhnya kamu adalah orang gila," dalam seruanmu kepada kami untuk mengikutimu dan meninggalkan apa yang kami dapatkan dilakukan oleh nenek moyang.[2]
- Mencacatkan ajaran islam dan menimbulkan kekeliruan, meluaskan dakwah palsu, mereka cerita-cerita palsu mengenai ajaran-ajaran islam dan pribadi Rasulullah itu sendiri, menyebar luas dakwah ini supaya tidak memberi peluang kepada orang ramai mengenai dakwah Rasulullah, mereka terus menggembar-gemburkan tuduhan mengenai al- Quran yang ianya sebagai dongeng rekaan orang kuno.
- Menyaingi al-Quran dengan dongeng-dongeng silam, menyogok orang ramai dengan dongeng-dongeng supaya mereka sibuk dengannya. Menawari Rasulullah untuk menyembah tuhan-tuhan mereka selama setahun kemudian mereka akan menyembah tuhannya setahun dengan cara bergilir-gilir. Ibnu Ishak telah meriwayatkan sebuah hadith dengan sanadnya, katanya: Semasa Rasulullah sedang bertawaf di Kaabah, Baginda telah dipintas oleh al-Aswad bin al-Mutalib bin Asad bin Abd al-Uzza, al-Walid bin al-Mughirah, Umaiyyah bin Khalaf dan al-'Aas bin Wail al-Sahmi, mereka berempat ini, kiranya di antara tokoh-tokoh yang berpengaruh di kalangan kaum mereka, kemudian kata mereka: Wahai Muhammad, ayo kita bersetuju untuk kami menyembah apa yang kamu sembah dan kamu sembah apa yang kami sembah, dengan itu bererti kita sudah berkongsi sesuatu perkara, sekiranya apa yang kau sembah itu ada kebaikan melebihi dari apa yang kami sembah maka kami turut mendapat habuan dari kebaikan itu dan sekiranya yang kami sembah ini ada kebaikan yang lebih dari apa yang kamu sembah itu maka kamu juga akan mengaut kebaikan itu bersama dengan kami, dengan itu turunlah ayat: "Katakanlah (wahai Muhammad): "Hai orang-orang kafir! "Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. "Dan kamu tidak mahu menyembah (Allah) yang aku sembah. "Dan aku tidak akan beribadat secara kamu beribadat. "Dan kamu pula tidak mahu beribadat secara aku beribadat. "Bagi kamu ugama kamu. dan bagiku ugamaku ".[3]
Kaum Musyrikin telah menggunakan berbagai cara seperti yang telah disebutkan satu demi satu dengan tujuan untuk menghalangi kelancaran dakwah sejak dari kelahirannya di permulaan tahun keempat. Semua cara telah mereka usahakan untuk beberapa bulan dan beberapa bulan dan beberapa minggu tanpa melewati batas-batasnya, kini berpindah kepada cara-cara penyiksaan dan penindasan, tapi setelah mereka dapati cara mereka itu tidak memberi kesan untuk menghalang perjalanan dakwah islamiah, maka mereka sekali lagi berkumpul. Disini mereka telah membentuk satu lujnah yang aanggotanya terdiri dari dua puluh lima orang tokoh dari pemuka Quraisy. Lujnah ini oleh Abu Lahab saudara Rasulullah, dan setelah Rasulullah s.a.w. dan sahabat Baginda. Lujnah ini bersetuju untuk tidak meninggal sebarang cara pun untuk memerangi islam dan menyakiti Rasulullah, menyiksa penganut-penganutnya. Malah mereka akan menggunakan segala bentuk kekerasan, penyiksaan dan penindasan.
Kali ini mereka bertegas untuk melaksanakan keputusan yang mereka sepakati. Tindakannya terhadap kaum muslimin terutama yang lemah dan daif adalah senang sahaja, tidak banyak halangan, tetapi terhadap Rasulullah adalah suatu hal yang sukar, kerana Rasulullah seorang yang tangkas, disegani dan berperibadi unggul, jiwa yang dikagumi lawan dan kawan, pasti yang berdepan dengannya akan mengagungi dan menyanjunginya. Tiada siapa yang berani melakukan kejahatan dan keburukan terhadapnya, kecuali jenis manusia bodoh dan nakal sahaja. Namun demikian Baginda masih tetap di bawah jagaan Abu Talib. Di mana Abu Talib di antara tokoh-tokoh Makkah yang terbilang, beliau disanjung dari turun temurun di kalangan semua orang, tak siapa pun berani memperkecil statusnya dan mencabar maruahnya, kedudukan inilah menggugat pihak Quraisy dan membingungkan mereka. Justeru itu sampai ke mana kesabaran itu dapat bertahan, ketika berhadapan dengan dakwah yang beriya-iya untuk membenteras kepimpinan agama yang mereka sandang selama ini dan keterampilan mereka di arena keduniaan.[4]