Malihatuz Zahra, Mayshinta, Nayala Naqiyatin Azka
Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu aspek kritis dalam keberhasilan sebuah kolaborasi dalam tim untuk meningkatkan produktivitas dan inovasi di perusahaan. Sumber daya manusia merupakan manusia yang dipekerjakan disebuah perusahaan sebagai penggerak, pemikir serta perencana untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut.
Keberhasilan perusahaan tidak hanya bergantung pada individu yang kompeten, tetapi juga bagaimana individu-individu tersebut dapat bekerja sama sebagai suatu tim. Oleh karena itu, memahami dinamika kolaborasi tim dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta bagaimana produktivitas dan inovasi ditingkatkan, menjadi krusial dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dan dinamika pasar yang cepat berubah (Feriandy & Wahyu, 2023).
Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang efisien berpengaruh signifikan terhadap kinerja dan keberhasilan perusahaan. Karyawan tidak hanya sebagai sumber daya belaka, melainkan lebih berupa atau aset bagi perusahaan. Namun, kolaborasi tim dan efisiensi kerja belum cukup menjelaskan secara komprehensif tentang bagaimana interaksi tersebut menciptakan fondasi untuk keberhasilan perusahaan (Anwar et al., 2024).
Konsep gender lahir akibat dari proses sosiologi dan budaya yang berkaitan dengan pembagian peranan dan kedudukan antara laki-laki dan perempuan dalam sebuah lingkungan masyarakat. Sebagian besar masyarakat beranggapan peran sosial laki-laki lebih tinggi daripada peran sosial perempuan, hal ini tidak terjadi secara alamiah namun terjadi akibat kontruksi budaya ( Qori dalam Nuraeni & Lilin Suryono, 2021).
Kolaborasi dalam tim umumnya dianggap sebagai kemampuan yang berguna untuk kerja tim di perusahaan manapun karena membantu rekan kerja untuk bekerja sama mencapai tujuan terkait visi dan misi perusahaan. Menurut lawasi dan triatmanto sebuah tim terdiri dari dua atau lebih individu yang terhubung yang mengoordinasikan upaya mereka untuk mencapai tujuan bersama (Prasetya Yuditio et al., 2024).
Menurut west, menyatakan bahwa bekerja sebagai tim dapat membantu semua orang menjadi lebih produktif dan efisien sekaligus mengurangi beban kerja setiap anggota. Indikator kerjasama tim antara lain: Tanggung jawab, artinya dengan memikul tanggung jawab bersama, kolaborasi positif dapat dipupuk.
Saling berkontribusi, berarti kerjasama akan terjalin jika kedua belah pihak saling memberikan tenaga dan gagasannya. Pengerahan kemampuan secara maksimal,ketika seluruh anggota tim berkontribusi semaksimal mungkin, maka kerjasama akan semakin kokoh dan unggul (Prasetya Yuditio et al., 2024).
Konsep gender lahir akibat dari proses sosiologi dan budaya yang berkaitan dengan pembagian peranan dan kedudukan antara laki-laki dan perempuan dalam sebuah lingkungan masyarakat. Sebagian besar masyarakat menganggap peran sosial perempuan jauh tertinggal dan bersifat pasif dibandingkan dengan laki-laki dan hal ini tidak terjadi secara alamiah, tetapi akibat adanya konstruksi budaya.
Budaya dan norma yang berlaku pada sebagian masyarakat Indonesia merupakan salah satu faktor yang menyebabkan pekerja perempuan lebih banyak dipekerjakan di sektor domestik dibandingkan di sektor publik, meskipun setiap perempuan Indonesia memiliki hak untuk memilih menjalani peran di sektor domestik maupun di sektor public (Nuraeni & Lilin Suryono, 2021).