Lihat ke Halaman Asli

Dilema Senioritas Dalam Stuktur Hierarki Organisasi Kampus

Diperbarui: 2 Februari 2025   04:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

( Keterangan: Dilema Senioritas Dalam Stuktur Hirarki Organisasi Kampus)

Budaya senioritas di kampus seringkali menjadi topik perdebatan yang tidak pernah berujung. Di satu sisi, banyak yang berargumen bahwa budaya ini adalah bagian tak terpisahkan dari tradisi yang telah mengakar, sementara di sisi lain, ada pula suara kritis yang melihatnya sebagai hambatan terhadap kemajuan dan regenerasi di lingkungan kampus. 

Struktur hierarki dalam organisasi kampus, terutama yang melibatkan senioritas, menjadi medan yang penuh dilema bagi banyak pihak, khususnya bagi mahasiswa baru yang tengah mencoba menavigasi dunia baru mereka.

Pada sebagian besar organisasi kampus, senioritas sering kali digaungkan sebagai sumber pengalaman. Senior dianggap memiliki peran dalam mentransfer pengetahuan dan nilai-nilai yang telah terbentuk dari empirisme mereka. Namun disisi lain, senioritas lebih sering dilihat sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan, fosil-fosil yang gila akan kehormatan, daripada sebagai sarana untuk membimbing dan mendidik anggota yang lebih muda. 

Belum lagi, Struktur hierarki yang rigid sering kali memperburuk kesenjangan antara senior dan junior. Alih-alih menciptakan ruang untuk diskusi terbuka dan ide-ide segar, sistem ini sering kali memperlambat proses regenerasi dan menciptakan atmosfer ketegangan. 

Mahasiswa yang baru bergabung dengan organisasi merasa terjebak dalam sistem yang lebih mengedepankan loyalitas buta kepada senior, ketimbang mendorong pengembangan diri dan kontribusi individu yang lebih dinamis. Sistem ini pun sering kali membuat mahasiswa junior merasa dikerdilkan, dan dihadapkan pada tuntutan yang tidak selalu rasional.

Kampus adalah tempat yang seharusnya membuka ruang bagi setiap individu untuk tumbuh dan berkembang tanpa adanya penghalang berbasis hierarki. Regenerasi yang sehat seharusnya tidak hanya melibatkan transfer pengetahuan, tetapi juga pemberdayaan mahasiswa muda untuk memiliki suara dan peran aktif dalam setiap keputusan yang diambil. 

Oleh karena itu, penting untuk mengurangi ketergantungan pada sistem senioritas yang kaku dan memberi ruang bagi mahasiswa yang berada ditingkat bawah untuk berkembang dalam lingkungan yang lebih waras dan produktif.

Dilema senioritas dalam struktur hierarki organisasi kampus bukanlah masalah yang dapat diselesaikan dengan solusi instan. Namun, refleksi dan evaluasi terhadap budaya ini sangatlah penting untuk menciptakan lingkungan kampus yang lebih adil.

Apakah budaya senioritas akan tetap menjadi alat pembelajaran yang konstruktif, atau justru menjadi penghalang bagi tumbuhnya kreativitas dan regenerasi? Pertanyaan ini seharusnya mendorong kita untuk memikirkan ulang bagaimana seharusnya sistem hierarki bekerja dalam organisasi kampus, dan bagaimana menciptakan keseimbangan yang sehat antara pengalaman dan pembaruan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline