Remaja merupakan kelompok usia yang sangat sensitif terhadap masalah gizi karena remaja mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dibandingkan dengan kelompok usia sebelumnya. Percepatan pertumbuhan mempengaruhi komposisi tubuh, tingkat aktivitas fisik, berat badan, dan pertumbuhan massa tulang. Biasanya tahap
awal obesitas tidak mempunyai gejala yang berdampak pada tubuh, sehingga para pengidap obesitas tidak sadar akan berat badannya yang terus meningkat dan pakaian yang terasa semakin sempit. Seseorang dapat dikatakan obesitas bila massa indeks tubuh (BMI) adalah 30 atau lebih.
Menurut World Health Organization (WHO) telah menyatakannya Obesitas terjadi ketika asupan energi secara signifikan melebihi pengeluaran energi dalam jangka waktu yang lama, yang ditunjukkan dengan peningkatan Indeks Massa Tubuh (BMI). Prevalensi di Indonesia 13,5% usia 18 tahun keatas mengalami overweight, sementara itu 28,7% mengalami obesitas (IMT 25). Ada berbagai cara untuk melakukan klasifikasi terhadap kegemukan, akan tetapi metode indeks massa tubuh (IMT) adalah metode yang paling sering digunakan. Metode ini klasifikasi terhadap kegemukan ini dilakukan dengan mengukur perbandingan antara berat badan (kilogram) dan tinggi badan (meter) kuadrat.Kalori yang masuk ke dalam tubuh lebih banyak daripada kalori yang terbakar dapat menyebabkan terjadinya obesitas. Bila kalori yang masuk terlalu berlebihan, menyebabkan energi dalam tubuh pun menjadi berlebihan, lalu tubuh akan menyimpannya dalam bentuk lemak.namun
akan menyimpannya dalam bentuk lemak.namun Secara umum, penyebab utama terjadinya obesitas adalah jarang melakukan aktivitas yang bergerak serta pola makan dan kebiasaan makan yang tidak sehat.
Bagaimana Diagnosis Obesitas
Pada saat anamnesis akan ditanyakan terkait riwayat berat badan sebelumnya, upaya dalam penurunan berat badan, kebiasaan olahraga, pola makan, obat-obatan, tingkat stres, kondisi lain yang dimiliki dan masalah lain tentang kesehatan. Pemeriksaan fisik seperti pengukuran tinggi badan, pemeriksaan denyut jantung, tekanan darah dan suhu, mendengarkan hati dan paru- paru dan memeriksa abdomen.
Cara Mencegah Obsesitas Pada usia Remaja diantaranya:
1. Menerapkan Pola Makan Seimbang
Remaja sebaiknya mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, termasuk sayuran, buah, protein, karbohidrat dan lemak sehat. Hindari makanan cepat saji, camilan manis, dan minuman bersoda karena tinggi gula dan kalori.
Tips :membuat jadwal makan teratur, menghindari makan berlebihan saat lapar, dan memilih cemilan sehat seperti buah atau kacang-kacangan.