Lihat ke Halaman Asli

Wisata Kawah Putih Ciwidey

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1347941670535708373

(nampak depan)

1347941795450581211

(narsis ahh.. hehe :D)

Tiket: Rp 15.000 [wisatawan domestik], Rp 30.000 [wisatawan asing] Jam Operasional: 07.00 WIB - 17.00 WIB Fasilitas: Kantor Pusat Informasi, Musholla, Areal Parkir, Kuliner [warung-warung makan], Penginapan [banyak terdapat di daerah Situ Patengan], dll

Akses Transportasi menuju Kawah Putih Ciwidey: Terminal Leuwipanjang [Bandung] ke Terminal Ciwidey; mini bus [Rp 6.000] Terminal Ciwidey ke Situ Patengan, angkot [Rp. 5.000]

1347941888864927151

(Perhatian!!!!)

1347941959940560086

“Jumlah pengunjung hari biasa, rata-rata mencapai 900 orang per hari. Dan saat liburan, bisa membeludak hingga 10 persen,” ungkap seorang penjaga tiket di Kawah Putih.

1347941993557552342

Tempat Wisata Kawah Putih Ciwidey sepertinya sudah siap go internasional, ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya turis asing yang mengunjungi tempat tersebut. Obyek wisata taman nasional Kawah Putih Ciwidey, yang terletak di kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, di bagian Selatan ini memang sangat menarik untuk dikunjungi. Tersimpan sejarah di tempat unik itu. Menurut buku yang sudah aku baca, Kawah Putih yang berada di Gunung Patuha konon berasal dari nama Pak Tua atau ”Patua”. Masyarakat setempat sering menyebutnya dengan Gunung Sepuh. Dahulu masyarakat setempat menganggap kawasan Gunung Patuha dan Kawah Putih ini sebagai daerah yang angker, tidak seorang pun yang berani menjamah atau menuju ke sana. Konon karena angkernya, burung pun yang terbang melintas di atas kawah akan mati. Misteri keindahan danau Kawah Putih baru terungkap pada tahun 1837 oleh seorang peneliti botanis Belanda kelahiran Jerman, Dr. Franz Wilhelm Junghuhn (1809-1864) yang melakukan penelitian di kawasan ini. Sebagai seorang ilmuwan, Junghuhn tidak mempercayai begitu saja cerita masyarakat setempat. Saat ia melakukan perjalanan penelitiannya menembus hutan belantara Gunung Patuha, akhirnya ia menemukan sebuah danau kawah yang indah. Sebagaimana halnya sebuah kawah gunung, dari dalam danau keluar semburan aliran lava belerang beserta gas dan baunya yang menusuk hidung. Dari hal tersebut terungkap bahwa kandungan belerang yang sangat tinggi itulah yang menyebabkan burung enggan untuk terbang melintas di atas permukaan danau Kawah Putih.

Karena kandungan belerang di danau kawah tersebut sangat tinggi, pada zaman pemerintahan Belanda sempat dibangun pabrik belerang dengan nama Zwavel Ontgining ‘Kawah Putih’. Kemudian pada zaman Jepang, usaha tersebut dilanjutkan dengan nama Kawah Putih Kenzanka Gokoya Ciwidey yang langsung berada di bawah penguasaan militer Jepang. Di sekitar kawasan Kawah Putih terdapat beberapa makam leluhur, antara lain makam Eyang Jaga Satru, Eyang Rongga Sadena, Eyang Camat, Eyang Ngabai, Eyang Barabak, Eyankomg Bas, dan Eyang Jambrong..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline