Lihat ke Halaman Asli

Workshop Menulis; Sebuah Persembahan dari FLP Bogor

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1400110676585403205

FLP Bogor – Minggu, 11 Mei 2014; Lagi-lagi dengan bangga menyelenggarakan sebuah agenda bagi siapa saja yang ingin menjadikan menulis sebagai sarana aktualisasi diri. Workshop menulis bersama pembicara yang sudah kawakan di dunia tulis menulis, yaitu Leyla Hana dan Akmal Sjafril dan seorang moderator dari FLP Bogor, Novita Sari. Dengan antusias dua pembicara ini menyebarkan ‘virus menulis’ di ruangan IKK FEMA IPB Bogor. Mengabadikan indahnya hidup dengan cara yang mulia ini. Ya, hanya menulis. “Tidak hanya menulis asal-asalan, tapi memberi makna pada karya, memberikan jiwa pada tulisan,” jelas Akmal Sjafril, penulis buku “Islam Liberal 101” ini pun memaparkan bahwa “Banyaknya observasi dan analisis akan menentukan kualitas dan kuantitas sebuah tulisan”. Tidak hanya itu, beliau berpesan “Janganlah menulis dengan tujuan utama penghasilan, karena hal ini akan berdampak pada hasil karyanya. Tapi jika tujuan menulis sebagai sarana berbagi dan menyebarkan kebaikan, maka manfaat yang didapat akan lebih banyak.” Katanya usai menutup perjumpaan.

1400110676585403205



Bicara tentang berbagi, memang banyak cara untuk mengaplikasikan amalan mulia ini. Salah satunya adalah dengan menulis. Itu sebabnya FLP Bogor tidak pernah bosan mengadakan workshop menulis. Sesuai dengan visi FLP “Organisasi yang memberikan pencerahan lewat tulisan.” Harapannya agar setiap penulis mampu melahirkan karya-karya yang mencerahkan. Menjadikan karya-karya itu sebagai sarana berbagi. Sering juga dikatakan oleh salah satu penulis dari FLP Bogor yang juga senang berbagi di blog pribadinya, www.syaiha.com, “bagi saya, menulis adalah sebuah terapi dan sarana berbagi,” ujarnya.

Sesuai dengan tema workshop kali ini, "Verba Volant, ScriptaManent" (Yang Terucap Menguap, Yang Tertulis Abadi), FLP Bogoringin memberikan pengaruh positif melalui kegiatan menulis dalam kehidupan. Seperti peribahasa yang sering kita dengar bahwa ‘gajah mati meninggalkan gading, harimau mati maninggalkan belang’, maka alangkah indahnya jika manusia mati meninggalkan tulisan yang dapat dibaca oleh bukan hanya generasi sekarang, namun juga generasi mendatang. Sebuah lorong waktu menjadi amal jariah yang menyampaikan kita dalam sebuah keabadian bernama kebaikan.

Peserta tidak hanya duduk manis mendengarkan pembicara memaparkan materinya, tapi juga diajak untuk langsung praktek menulis. Pembicara memberikan dua pilihan gendre tulisan; fiksi dan non fiksi. Peserta diberikan waktu dua puluh menit untuk menumpahkan idenya. Semua hasil tulisan langsung dibaca dan dibahas tuntas oleh dua pembicara. Peserta terlihat antusias dalam sesi ini, karena pada dasarnya jika ingin menjadi penulis maka harus menulis. Tidak menunggu nanti, tapi mulai detik ini. Hampir semua tulisan dari peserta bagus-bagus, ini pembuktian bahwa sebenarnya semua orang bisa menulis. “Siapa yang bisa bicara, pasti bisa menulis juga,” Akmal Sjafril menambahkan.

14001110131366257652

14001124511040228691



Tidak hanya itu, banyak hal menarik yang bisa disimpulkan pada workshop menulis kali ini. Leyla Hana, penulis puluhan novel ini memaparkan bahwa “salah satu tantangan penulis masa kini adalah bersaing dengan tema lain. Penulis dituntut untuk kreatif mengemas tema yang sudah banyak mejeng di dunia tulis menulis. Berinovasi agar tulisan kita selalu fresh dan up to date, tentunya yang bermanfaat untuk pembacanya”. Ibu dari tiga anak ini memang bersemangat sekali, karya-karyanya pun sudah tidak bisa diragukan lagi. Hingga datangnya ke FLP Bogor ini hanya untuk menyemangati. Untuk kita yang masih tertatih dalam menuliskan imaji. Maka solusi terbaiknya adalah mulai menulislah saat ini, jangan menunggu nanti. Start earlier start todaystart now, menulis di mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada MOOD,” kata penulis yang rajin bloging ini.

140011280930181234



Tentu tidak hanya peserta workshop menulis saja yang ikut memenuhi ruangan, namun dihadirijuga olehcalonanggota FLP Bogor Angkatan VII. Dan ternyata bukan peserta dari wilayah Bogor saja yang ikut menggali ilmu dalam workshop ini, namun ada peserta yang rela datang jauh-jauh dari Sukabumi dan Kuningan Jawa Barat. Bahkan datangnya pun lebih awal dari peserta lainnya. Luar biasa! Harapannya, setelah menghadiri workshop, calon anggota FLP Bogor angkatan VII danpesertapadaumumnya telah memiliki alasan dan motivasi yang kuat untuk ‘meninggalkan jejak’ baik bagi masyarakat pada umumnya dan penulis itu sendiri khususnya”, ujar salah satu pengurus FLP Bogor yang sering dipanggil ‘Mbak Hana’ ini.

14001130231688924490



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline