Lihat ke Halaman Asli

MOH NUR NAWAWI

TERVERIFIKASI

Founder Surenesia dan Nawanesia

Pengawasan Terintegrasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Indonesia

Diperbarui: 31 Januari 2025   12:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pesisir dan pulau2 kecil di Indonesia (sumber: SOTHEBY'S CONCIERGE AUCTIONS via KOMPAS.com)

Pesisir dan pulau-pulau kecil Indonesia merupakan warisan alam yang sangat berharga, baik dari segi keanekaragaman hayati, sumber daya alam, maupun budaya yang dimiliki oleh masyarakat pesisir.

Namun, kondisi pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia menghadapi berbagai permasalahan serius, mulai dari kerusakan ekosistem, eksploitasi sumber daya alam yang tidak berkelanjutan, hingga praktik kejahatan lingkungan seperti penangkapan ikan ilegal, perusakan terumbu karang, dan pencemaran. 

Dalam konteks ini, pengawasan dan pengendalian yang efektif menjadi kunci untuk menjaga keberlanjutan pesisir dan pulau-pulau kecil, sekaligus menciptakan keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya dan pelestarian lingkungan.

Melihat Permasalahan di Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki garis pantai lebih dari 80.000 km dan lebih dari 17.000 pulau, yang sebagian besar berada di wilayah pesisir. Potensi alam yang besar ini seharusnya menjadi kekuatan ekonomi bagi masyarakat pesisir.

Namun, realitasnya pesisir dan pulau-pulau kecil Indonesia kini mengalami berbagai tekanan, baik dari sisi ekologis maupun sosial-ekonomi.Pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia mendapat berbagai ancaman permasalahan yang perlu dilihat secara komperehensif dengan paradigma multi dimensional.

1. Kerusakan Ekosistem Pesisir dan Lautan

Ekosistem pesisir merupakan habitat bagi beragam flora dan fauna perairan, dimana perlu adanya keseimbangan dalam pengelolaannya, karena kerusakan berdampak banyak bagi sumberdaya aquatic yang ada. Kerusakan ekosistem pesisir, seperti terumbu karang, mangrove, dan padang lamun, terjadi akibat aktivitas manusia yang tidak terkendali.

Eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam seperti penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan, perusakan terumbu karang oleh penambang batu karang, dan konversi lahan mangrove untuk pembangunan atau budidaya tambak ikan, memberikan dampak yang luar biasa terhadap keseimbangan ekosistem.

Menurut laporan World Wildlife Fund (WWF) Indonesia, sekitar 20% dari terumbu karang di Indonesia telah rusak parah, dan lebih dari 50% ekosistem mangrove di Indonesia mengalami degradasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline