Lihat ke Halaman Asli

Moh Nur Nawawi

TERVERIFIKASI

Founder Surenesia

Nelayan dan Kapitalisasi Perikanan

Diperbarui: 20 Januari 2023   19:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://uun-halimah.blogspot.com/2021/03/nelayan.html?m=1

Nelayan adalah kelompok masyarakat yang mendiami peisir, dan selalu bergelut dengan laut untuk memanfaatkan sumberdaya yang ada didalamnya, nelayan mendapatkan penghargaan dengan julukan sebagai pahlawan nutrisi bagi bangsa bahkan nelayan juga diperingati sebagai hari khusus tiap tahunnya. 

Seluruh dunia konsern terhadap upaya meningkatkan kesejahteraan nelayan. Nelayan juga menjadi garda terdepan dalam  mewujudkan harapan meningkatkan kesadaran betapa penting menjaga perikanan dunia. Nelayan adalah komunitas yang benar-benar bergantung hidup mati dengan perikanan berkelanjutan. Untuk itu menjaga ekologi kelautan juga sama dengan menjaga kesejahteraan nelayan.

Kita harus mengamini ironi bahwa bangsa dengan luas laut dan beragam kekayaan didalamnya belum menjadikan nelayan sebagai komunitas yang kaya dan sejahtera. Kita sadar ada begitu banyak masalah membingungkan di sektor perikanan yang perlu ditangani. 

Pemerintah dunia belum optimal dalam membuat dan menerapkan peraturan mengelola perikanan dan mengelola lautan dengan mengedepankan keseimbangan antara ekologi dan ekonomi. Perusahaan Disektor bisnis banyak korporasi atau perusahaan ikan besar dan industri makanan laut pemilik kapital besar yang hanya memaksimalkan keuntungan tanpa memperhatikan keberlanjutan. Konsumen juga memiliki peran penting, terutama dari negara-negara kaya, yang mendorong permintaan makanan laut, mendorong krisis lebih dalam.

Semua sadar bahwa sumber protein terbesar terakhir bersumber dari laut, di mana nelayan dan para perusahaan periklanan sebagai pemburu. Dan faktanya dalam usaha menangkap ikan ini, dimana alat penangkapan terbesar, paling efisien dan paling kuat akan mendapatkan kekayaan laut sebanyak-banyaknya. Sedangkan Nelayan kecil, dengan kapal kecil dan permodalan yang kecil tentu tidak bisa bersaing dengan kapal raksasa perikanan komersial.

Di dunia kelautan dan perikanan, nelayan lokal tentu akan kalah bersaing dengan operasi perikanan komersial. Selain permasalahan kompetisi penangkapan yang tidak imbang antara nelayan dengan korporasi besar banyak juga nelayan lokal terperangkap utang modal kepada para tengkulak yang semakin membenamkan nelayan dalam lumpur ketidakberdayaan.

Tujuan utama bisnis adalah mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dan untuk memaksimalkan keuntungan, tentunya perusahaan komersial mengirim armada dengan peralatan yang canggih dan kapasitas operasional yang besar di laut dan mampu bertahan didaerah operasi dengan waktu yang lama. Mereka mengambil sebanyak mungkin sumberdaya dalam satu wilayah dan pindah ke tempat lain setelah sumber daya ikan habis. Dengan kapital yang besar kapitalisasi sektor perikanan oleh korporasi tentu akan terus berupaya mengeksploitasi sumberdaya secara besar besaran.

Sedangkan di sisi lain pelaku ekonomi perikanan lainnya yaitu nelayan tradsional, hanya bisa memanen sumberdaya dengan jangkauan terdekat dari mereka, dan tentunya wilayah operasional kapalnya tidak besar serta kemampuan operasional juga terbatas tentu situasi ini membawa nelayan dalam kondisi tidak berdaya, dan jika dihadapkan dengan problematika nelayan yang pelik yang rentan dengan kemiskinan tentu mereka tidak memiliki banyak pilihan kecuali usaha tidak efektif secara ekonomi seperti menjual perahu, atau lebih buruk, gunakan metode destruktif demi memberi makan keluarga.

Kapitalisasi industri perikanan ditandai dengan korporasi atau perusahaan perikanan komersial biasa menggunakan, seperti jaring mekanik, mesin lebih kuat, citra satelit dan pencari ikan elektronik hingga sulit bagi ikan menemukan tempat bersembunyi maupun bertelur dengan tenang. Kapal penangkap ikan komersial dapat mengangkut hingga 350 ton dalam satu hari, dimana hal ini setara dengan hasil tangkapan armada nelayan kecil selama setahun.

Eksploitasi oleh kapitalisasi perikanan memberikan dampak secara ekonomi dengan semakin terpuruknya ekonomi nelayan yang berakibat pada permasalahan sosial yaitu kesenjangan. Disisi lain kapitalisasi perikanan juga memicu permasalahan ekologi sebagai contoh jelas dari situasi mengkhawatirkan ini, adalah penangkapan spesies tuna paling penting seperti tuna Bigeye, dimana Nelayan yang menggunakan cara-cara berdampak lebih rendah seperti pancing tangan akan sulit mendapatkan ikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline