PILKADA Tahun 2020 yang dilaksanakan serentak diberbagai daerah baik pemilihan Gubernur dan wakil gubernur, Walikota dan wakil walikota maupun Bupati dan Wakil Bupati telah selesai dilaksanakan, beberapa daerah yang masih mengajukan sengketa hasil pilkadapun sudah diputuskan bahkan sebagian kepala daerah juga sudah dilantik,
apapun hasilnya pasti ada pihak yang senang dan sisi lain pasti ada pihak yang kecewa, terlepas dari semua itu tentunya kedepan dengan pemimpin baru banyak harapan masyarakat yang perlu direalisasikan dalam bentuk program program kerja yang berorientasi pada upaya memberikan solusi permasalahan daerah dan masyarakat. Pilkada dengan segala kejutan atau sesuai prediksi mungkin sudah terjadi antara bahagia dan kecewa itu hal biasa dalam demokrasi saatnya semuanya menatap kedepan, saatnya memberikan kesempatan untuk pemimpin baru berkarya.
Pilkada banyak memberikan pelajaran buat kita semua, dimana pemilihan pemimpin diera informasi yang banyak kanal seperti medsos, yang tak sedikit pula diisi ujaran kebencian, sehingga mampu membelah lapisan masyarakat yang tergiring opini, dan semakin dewasanya masyarakat dalam menyikapi calon pemimpinnya, dengan memanfaatkan rekam jejak lewat media sosial masyarakat sudah mulai bisa memilih calon pemimpin yang tepat.
Tentunya hal itu semua adalah bahan untuk kita semua untuk dijadikan evaluasi kedepan, ditengah gencarnya arus informasi serta keberagaman masyarakat sehingga kita mampu membuat formula yang tepat untuk memilih pemimpin yang sesuai harapan, pemimpin yang tidak sekedar populer tapi mampu memberikan solusi serta membawa ke perubahan yang lebih baik.
Kinerja pemimpin terdahulu patut diapresiasi dengan segala torehan prestasi serta prasasti keberhasilan yang ditorehkan, pertumbuhan ekonomi yang dicapai, dan segala solusi yang telah diberikan untuk mengurai serta mengatasi masalah masyarakat. Yang baik patut diapresiasi dengan terus dikembangkan serta yang jelek perlu dievaluasi serta diganti atau dimodifikasi dengan program yang tepat tanpa terus menyalahkan pemimpin lama.
Mungkin sejumlah kalangan masih menilai pertumbuhan ekonomi yang diciptakan oleh pemimpin sebelumnya belum optimal karena mungkin belum diiringi kualitas pertumbuhan yang merata (pertumbuhan belum inklusive). Hal itu tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi Pemimpin baru, yang harus mampu memenuhi tuntutan baik tuntutan aktualisasi visi misinya maupun tuntutan masyarakat. Inventarisasi masalah bisa dengan belanja masalah, serap aspirasi hingga mendengarkan lebih banyak dan dilanjutkan dengan pemetaan hingga menyiapkan program program solusi harus menjadi acuan berfikir pemimpin baru.
Tahun 2021 Kepala Daerah terpilih di Pilkada 2020 secara resmi akan dilantik,meneruskan pembangunan. Bukan hanya melanjutkan estafet kepemimpinan tapi juga melanjutkan pengembangan ide dan konsep yang mampu membawa ke perubahan lebih baik, perubahan disini bukan selalu merubah kebijakan lama tapi tentunya merubah menjadi yang lebih baik, dengan inovasi serta riset yang tepat tentunya.
Semua kalangan berharap agar Gubernur, Wakikota serta Bupati terpilih bisa bekerja dengan cara cara baru. Tidak lagi lebih diwarnai oleh kepentingan tertentu. Salah satu tugas berat Pemimpin baru yang terpilih adalah bagaimana mempertahankan pertumbuhan ekonomi tetap tinggi dengan kadar lebih berkualitas serta yang utama adalah pertumbuhan ekonomi tersebut berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Setiap daerah pasti mempunyai masalah tersendiri, terlebih pandemi covid 19 masih ada, banyak hal yang perlu ide dan cara cara baru dalam mengatasinya, kondisi masyarakat, sosial ekonomi serta arus informasi yang semakin cepat mengharuskan pemimpin baru lebih kreatif, lebih inovatif dan tentunya lebih taktis dan strategis berbasis riset. Berbagai masalah yang umum akan dihadapi oleh pemimpin baru antara lain:
Pertama, Indeks kapasitas fiskal daerah atau kemampuan belanja daerah tentunya akan berbeda dengan tahun sebelumnya sebelum terdampak pandemi, karena pandemi sangat berdampak pada kondisi keuangan daerah, keharusan menyiapkan dana taktis untuk membantu masyarakat serta kelesuan ekonomi menjadi penyebab masalah baru bagi keuangan daerah. Kemiskinan, pengangguran baru menjadi permasalahan baru serta ketimpangan pendapatan masyarakat masih sering terjadi. Semua itu akan berimbas pada kebijakan dalam mengurai masalah tersebut. Untuk itu pemimpin baru harus mampu membuat kebijakan yang menjadi triger penggerak ekonomi daerah.
Kedua, kondisi daerah yang tidak sehat karena beragam masalah bukan tidak mungkin terus berefek pada tingginya kemiskinan hingga kasus seperti stunting atau pertumbuhan anak yang tidak sesuai standar dan masalah susahnya lapangan pekerjaan karena banyak sektor pekerjaan yang terdampak pandemi mengharuskan pemimpin memiliki terobosan alternatif lapangan pekerjaan yang tidak terdampak dan mampu survive ditengah Pandemi.