Pagi hari saat mentari mulai mengintip di sebuah pasar yang berada di pinggiran laut, Brak orang sini menyebutnya, dimana setiap hari banyak lalu lalang manusia sedang melaksanakan transaksi jual beli ikan dan produk lautnya disini.
Pagi ini sosok ibu yang sudah tidak muda lagi sebut saja Ibu Marjiyah (bukan nama sebenarnya) dengan usia 51 tahun beliau terlihat sibuk memasukan ikan ke dalam timbangan depannya di pinggiran jalan arah masuk ke Brak yang berada di Pelabuhan perikanan pantai (PPI) Muncar, Banyuwangi.
Saat itu juga hilir mudik para lelaki-lelaki tua dan muda berkalung sarung menenteng ember berjalan keluar dermaga mereka adalah para suami ibu-ibu pasar ikan ini yang baru pulang dari melaut.
Datang seorang pembeli meghampiri ibu Marjiyah menayakan perihal lemuru, Bu Marjiyah yang sedari kecil sudah tinggal di kota ini, dulu saat beliau masih muda kota ini sangat sibuk dan padat dengan aktifitas jual beli ikan.
Dermaga penuh dengan kapal tertambat berisi muatan ikan yang banyak sekali dan lemuru adalah salah satu ikan andalan kota ini, Bu marjiayh sudah meraakan bagaimana manisnya ikan lemuru itu karena mampu menghjidupi kelaurganya bahkan untuk sekedar sedikit bermewah-mewahan.
"Sekarang lemuru sudah susah tidak seperti dulu lagi" terang Bu Marjiyah pada pembelinya. "Ini tinggal dua kilo, Mau? Tapi maaf harganya Rp 20.000. dan Jangan ditawar ya " dengan santun Bu Marjiyah menawarkan dagangannya yang tinggal sedikit dan memang dari pagi juga tidak banyak.
"Sekarang mencari ikan lemuru di Muncar sudah seperti mencari emas" BU Marjiayah bercerita dengan kiasannya yang sedikit membuatnya pilu.
Masih menurut cerita beliau bahwa tahun tahun sebelumnya ikan lemuru melimpah ruah disini seperti banjir setiap kapal menjaring ikan lemuru seperti cendol yang banyak sekali, bahkan tidak sedikit yang dibuang-buang karena sudah tidak mampu lagi menjualnya, pasar sudah penuh, pabrik-pabrik sudah penuh. Semua orang disini bisa kaya raya dengan hasil menangkap dan menjual lemuru saat itu.
Lemuru yang juga banyak diserap oleh pabrik-pabrik ikan dimuncar sebagai bahan baku pengolahan ikan kaleng, orang sini biasa menyebutnya dengan ikan salem, mungkin sebagaian masyarakat sering dengar dengan ikan sarden kaleng, ya itulah lemuru yang diolah menjadi produk bernilai tambah (Value Added Product) banyak brand seperti ABC, GAGA dan brand-brand ekspor yang mengambil bahan baku lemuru dari muncar dan selat bali umumnya.
Lemuru kini dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir sudah menurun produksinya tidak sedikit perusahaan di Muncar yang gulung tikar terlebih perusahaan-perusahaan cold storage (pembekuan ikan) sekala kecil banyak yang sudah beralih menjadi gudang kosong penuh serangga.
Berdasarkan pada informasi dari lembaga terkait bahwa lemuru dari selat bali yang didaratkan di Muncar Banyuwangi selalu mengalami penurunan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir data pada tahun 2008 dan 2009 rata-rata produksi ikan lemuru mencapai 27.833 ton.