Lihat ke Halaman Asli

Moh Nur Nawawi

TERVERIFIKASI

Founder Surenesia

Membangun Bangsa dengan Karya Nyata

Diperbarui: 15 Juli 2018   08:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.fincyte.com

"Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri." ( QS. Ar-Ra'd, 13:11).  

Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak merubah keadaan suatu kaum yang berada dalam kenikmatan dan kesejahteraan, sehingga mereka merubahnya sendiri. Juga tidak merubah suatu kaum yang hina dan rendah, kecuali mereka merubah keadaan mereka sendiri. Yaitu dengan menjalankan sebab-sebab yang dapat mengantarnya kepada kemulian dan kejayaan. 

Sebagai umat yang memiliki keyakinan akan kekuasaan Tuhan, dalam perspektif bernegara dan berbangsa kita tentunya akan mengamini bahwa untuk membangun sebuah peradaban bangsa yang maju dan mensejahterakan rakyatnya tidak hanya selesai dengan beretorika, dan saling menghujat antar elemen bangsa, kerja keras dan kerja nyata adalah aktualisasi konkrit sebuah upaya membangun bangsa yang lebih baik, karena kemajuan tidak datang sendirinya tapi harus diperjuangkan, baik mulai individu hingga perjuangan bersama-sama.

"If you cannot do great things, do small things in a great way" (Jika Anda tidak bisa melakukan hal besar kepada masyarakat, lakukanlah hal kecil dengan cara yang besar). Begitulah ungkapan Napoleon Hill, penasihat Presiden Amerika Serikat yang cukup tersohor, Franklin Delano Roosevelt. 

Kumpulan hasil kerja nyata dalam bentuk kesuksesan setiap individu bangsa akan menjadi sebuah kesuksesan yang luar biasa, kontribusi setiap individu masyarakat akan terakumulasi menjadi sebuah kesuksesaan membangun sebuah peradaban bangsa itu sendiri. Ada sebuah teguran bahwa jika belum mampu menjadi solusi maka janganlah kita menjadi sumber masalah.

Rasanya kata demi -kata tersebut diatas begitu relevan untuk menggambarkan bagaimana seharusnya setiap individu anak bangsa mampu memberikan prestasi untuk mendorong kemajuan sebuah bangsa. Mereka adalah kelompok maupun individu yang harus melakukan kegiatan-kegiatan produktif baik sektor riil maupun sosial seperti bidang perbankan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kerajinan tangan, dan berbagai bidang lainnya yang berorientasi pada kepentingan masyarakat.

Semua itu menjadi sebuah bentuk social entrepreneur (kewirausahaan sosial) di mana kelompok maupun individu yang care terhadap permasalahan sosial menggunakan kemampuan entrepreneurship untuk melakukan perubahan sosial (social change), terutama meliputi bidang kesejahteraan (welfare), pendidikan (education), dan kesehatan (healthcare).

Tentu untuk mencapai sebuah kemajuan dan kebahagiaan bersama, yang diperlukan adalah usaha-usaha bersama. Dalam ukuran masa depan, kebahagiaan suatu masyarakat tidak lagi sekadar diukur dari besaran pendapatan, tetapi juga telah bergeser menjadi sikap saling memberi, menolong, dan berjiwa empati kepada yang lain. Saat ini bisa kita lihat di negara-negara maju seperti Amerika Serikat misalnya sedang berkembang tren filatropis (kedermawanan sosial).

Para konglomerat kaya seperti Warrent Buffett dan Bill Gates rela menyumbangkan kekayaannya untuk kegiatan sosial kemanusiaan. Intinya, social entrepreneurship merupakan suatu solusi riil untuk membantu meringankan beban orang-orang yang kurang mampu yang tentu saja tidak bisa semata-mata diandalkan pada peran dari lembaga pemerintahan.

Masyarakat secara pribadi maupun kelompok bisa bergerak sendiri dan membangun kemandirian yang tentu akan menghasilkan efek ganda, di satu sisi membantu meningkatkan kesejahteraan orang lain, tapi di sisi lain juga memberikan manfaat profit. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline