Lihat ke Halaman Asli

Moh Nur Nawawi

TERVERIFIKASI

Founder Surenesia

Ramadhan Berbicara tentang Kemanusiaan

Diperbarui: 19 Mei 2018   10:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

diysolarpanelsv.com

Manusia adalah makhluk jasmaniah sekaligus ruhaniah. Karena itu, dalam dirinya ada potensi untuk berhubungan dengan dunia material dan spiritual. Ia mampu menangkap hukum alam di balik gejala-gejala fisik yang diamatinya, tapi ia juga mampu menyadap isyarat-isyarat gaib dari alam yang lebih luas lagi. Bila satu potensi dikembangkan luar biasa sedangkan potensi lain dimatikan, manusia menjadi makhluk yang bermata satu.

Psikologi perkembangan menyebutkan dalam perkembangan kepribadiannya, manusia mengubah-ubah bentuk kebutuhannya. Dengan kata lain, kenikmatan manusia berganti-ganti sesuai dengan perkembangan kepribadiannya. Pada tingkat paling awal, kebutuhan manusia hanya berkaitan dengan hal-hal konkret, berwujud, dan kelihatan; yang perlu pemuasan yang sesegera mungkin. 

Menurut piramida Abraham Maslow tentang kebutuhan manusia bisa di jabarkan bahwa kebutuhan manusia semakin tinggi, semakin abstrak kebutuhannya. Pada tingkat paling bawah, manusia hanya memenuhi kebutuhan makan, minum, atau kebutuhan biologis. 

Bila kebutuhan biologis terpenuhi, kebutuhannya naik. Kebutuhan di atasnya adalah kebutuhan akan kasih sayang, ketentraman, dan rasa aman. Lebih atas lagi, kebutuhan akan perhatian dan pengakuan. Lebih atas lagi, kebutuhan akan aktualisasi diri. Islam mengenal istilah al-takamul al-ruhani, proses penyempurnaan spiritual, itulah tingkat paling tinggi dalam kebutuhannya.

Puncak dari perkembangan manusia adalah semakin berkualitasnya sisi rohani atau spiritual manusia, hal itu tidak hanya dalam bentuk pendekatan secara menyeluruh kepada sang pencipta, tapi juga di ejawantahkan dalam semakin peka dengan keadaan sosial, keadaan masyarakat sesame mahluk tuhan di sekelilingnya, sisi humanistis semakin menunjukkan kualitas yang baik. Sebuah kursus dalam rangka mempertebal keimanan sekaligus meningkatan kualitas kemanusiaan dalam islam telah di tuntunkan oleh firman Tuhan, puasa adalah sebuah ritual yang mampu membimbing kita untuk melengkapi perkembangan-perkembangan kita sebagai manusia.

Dari aspek spiritual, puasa adalah ibadah yang menegaskan hubungan transendental bersifat sangat personal antara manusia dengan Sang Maha Kuasa. Faktor-faktor di luar pribadi yang melaksanakan puasa sama sekali tak memiliki persambungan nilai. Puasa benar-benar sepenuhnya hubungan personal yang menjalaninya dengan Sang Maha Kuasa. Karena sifat sangat personal itulah kualitas puasa seseorang hanya dirinyalah yang mengetahui seberapa jauh mampu meningkatkan kualitas keterikatan kepada yang Sang Maha Kuasa.

Disisi lain puasa adalah sebuah ibadah yang mengajarkan kita tentang pentingnya meningkatkan kualitas humanistis kita. Melalui ibadah puasa seakan Sang Kuasa memberikan stimulus dorongan agar manusia mampu membangun relasi antar manusia khususnya menyangkut kepedulian, empati, simpati dan perhatian kepada orang-orang yang kurang beruntung. Melalui ibadah puasa Allah juga seperti mengingatkan secara tajam bahwa agama sebenarnya dalam konteks sosial sepenuhnya bertujuan demi kemaslahan manusia; demi menyelamatkan nilai kemanusiaan.

Di sinilah pemikiran yang menyebut ibadah puasa seperti stimulus Allah tentang nilai penting kepedulian. Melalui rasa lapar dalam menjalankan puasa manusia diingatkan tentang nestapa orang lain yang nasibnya kurang beruntung. Seakan Allah menegaskan dengan keras bahwa berbagai tuntutan kepedulian pada sesama sudah berderet tercamtum dalam al Qur'an namun belum menggerakkan langkah manusia. 

Kini coba rasakan nestapa orang-orang yang kurang beruntung, yang hidup bergelimang derita, yang kadang sama sekali tak memiliki kenyamanan dalam menyambung kehidupan. Sangat dasyat sebenarnya nilai-nilai dan pesan moral sosial ajaran dalam ibadah puasa. Sebuah peribadatan yang seharusnya mampu mengembalikan nilai kemanusian sehingga terwujud persambungan persaudaraan antar sesama.

Kata kunci sebagai pesan puasa adalah sebuah edukasi kemanusiaan, diharapkan puasa mampu menumbuhkan kesadaran bagi setiap diri bahwa lapar dan dahaga, apalagi dialami hampir setiap saat, sesungguhnya sangat menyiksa dan menderita. Siapapun tidak menghendakinya. Edukasi empirik puasa diharapkan mampu menumbuhkan empati kepada siapapun yang selalu dihadapkan pada kekurangan (miskin). Inilah pesan substantif yang sarat dengan dimensi kemanusiaan.

Dalam islam ada kewajiban yang dilaksankan dalam waktu yang bersamaan dengan puasa ramadhan yaitu kewajiban fundamental membayar zakat fitrah, selain itu anjuran-anjuran perbanyak sedekah, dan memperkuat keimanan dengan ibadah-ibadah dan juga anjuran zakat harta. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline