Kondisi Ekonomi dan Sumberdaya Manusia Indonesia
Sebagai negara dengan penduduk ke-4 terbesar di dunia Indonesia adalah sebuah negara yang besar dengan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang terus membaik dan daya beli masyarakat yang terus meningkat, adalah sebuah pasar yang potensial dan potensi daya saing yang luar biasa. Indonesia tengah berada dalam periode transisi struktur penduduk usia produktif.
Pada kurun waktu 2020-2030, penurunan indeks (ratio) ketergantungan Indonesia (yang sudah berlangsung sejak tahun 1970) akan mencapai angka terendah. Implikasi penting dari kondisi ini adalah semakin pentingnya penyediaan lapangan kerja agar perekonomian dapat memanfaatkan secara maksimal besarnya porsi penduduk usia produktif. Lebih penting lagi, bila tingkat pendidikan secara umum diasumsikan terus membaik, produktivitas perekonomian negara ini sesungguhnya dalam kondisi premium, dimana hal tersebut akan sangat bermanfaat untuk tujuan percepatan pembangunan ekonomi Nasional.
Tapi kita bisa melihat pengembangan SDM Negara ini khususnya pada jalur pendidikan masih dianggap kurang relevan dengan kebutuhan pasar. Pasalnya, pendidikan tinggi lebih menitik beratkan pada pendidikan akademis ketimbang pendidikan vokasional yang menghasilkan tenaga kerja terampil terlebih para wirausahawan. menjadi sebuah ironi pendidikan kita yang mayoritas menghasilkan lulusan yang kurang menguasai aspek keahlian yang sesuai dengan diharapkan lapangan kerja. secara prosentasi tenaga kerja di Indonesia adalah lulusan sekolah dasar dan tidak tamat sekolah dasar yang jumlahnya mencapai di atas 50%. Selanjutnya, lulusan SMP 18,9%, SMA 14,60%, SMK 7,8%, S-1 4,6%, dan diploma 2,7%.
Menyiapkan dan Menciptakan Wirausahawan Muda
Daya beli masyarakat Indonesia yang tinggi, bonus demografi yang melimpah serta pasar yang besar merupakan peluang Indonesia untuk berkembang dan maju. Hal ini menjadikan berwirausaha menjadi pilihan yang tepat dan menjanjikan dalam meningkatkan pendapatan serta menyumbang nilai yang besar dalam perkembangan pertumbuhan ekonomi negara. Bonus demografi tidak akan menjadi tagihan demografi apabila potensi ini dikembangkan dan dimanfaatkan dengan baik.
Dalam rangka mencetak wirausahawaan muda yang sukses, perlu mulai diterapkan strategi yang komprehensif yang mengikat dengan pendidikan, pengalaman terjun langsung dan dukungan masyarakat dengan program pemberdayaan masyarakat. Pengembangan cara yang efektif untuk menumbuhkan pengusaha muda adalah dengan melibatkan peran pendidikan, masyarakat, orang dewasa serta komunitas wirausahawan dalam strategi keterlibatan ini.
Sinergi Lembaga pendidikan, Masyarakat dan Praktisi Usaha
Fakta tentang pendidikan Indonesia yang cenderung mencetak lulusan bermental pegawai daripada mental wirausahawan. Semua ini tidak lepas dari pemikiran orang tua serta lingkungan masyarakat yang masih beranggapan bahwa menjadi pegawai adalah sebuah kesuksesan yang luar biasa. Sedikit dari masyarakat kita yang berfikir akan pentingnya berwirausaha.
Sungguh tak terpikirkan, anak-anak diajarkan menjadi pegawai di perusahaan, tapi siapa yang mendirikan perusahaan itu jika bukan wirausahawan. Anak-anak, remaja sangat membutuhkan cukup waktu dengan orang dewasa agar dapat mendukung, mendorong serta membantu mereka mencari tahu siapa mereka, bagaimana dunia bekerja, dan apa peran mereka dalam masyarakat.
Elemen penting dalam pendidikan ini untuk mencetak para wirausahawan adalah pendidikan kewirausahaan. Idealnya, konsep kewirausahaan harus diintegrasikan ke dalam kurikulum mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai pasca Sekolah Menengah Atas (SMA). Pentingnya pendidikan kewirausahaan ini disisipkan di awal karena pemuda mempunyai energi yang luar biasa sehingga dapat mengekspresikan kreatifitas dan inovasi mereka mulai usia yang sangat muda.