Pernah main dakonan, jaranan, gangsingan atau nekeran semasa kecil? Ya, permainan tradisional untuk anak-anak tempo dulu ini kini memang jarang dikenal. Kebanyakan anak-anak zaman sekarang hanya tahu permainan dalam aplikasi gadget terkini. Seperti Tik Tok, Mobile Legend dan sebagainya.
Gaya hidup masa kini memang memudahkan anak untuk bermain di mana saja dan kapan saja hanya bermodalkan gadget dalam genggaman dan sambungan internet.
Bahkan permainan Ludo atau Monopoly yang dulu sering saya mainkan semasa kecil secara bersama-sama dengan tiga atau empat anak lainnya, kini bisa tersaji pula dalam aplikasi gadget yang dapat dimainkan sendiri dengan lawan komputerisasi yang diprogram untuk mengacak dadu secara otomatis.
Betapa canggihnya teknologi masa kini...
Namun dibalik semua kemudahan ini, terselip pula keresahan bagi para orang tua. Terutama mereka yang menghadapi anak-anaknya kecanduan gadget, tak bisa lepas dari aplikasi permainan ini hingga mengganggu waktu belajar serta menghambat kegiatan mereka yang lainnya.
Seolah menjawab keresahan para orang tua, Pokdarwis Kratonan Kota Solo mengadakan acara "Gelar Budaya Dolanan Anak Tempoe Doeloe" kemarin Minggu, 1 Juli 2018. Digelar di sepanjang jalan antara Perempatan Notosuman hingga Perempatan Sraten, acara yang dimulai pukul 7 pagi ini menunjukkan anak-anak yang bermain gangsingan, mlaku batok, jaranan, dakonan, nini towok, kodok-kodokan, hingga enggrang.
Bagi para orang tua, mungkin acara ini bisa menjadi semacam nostalgia pada permainan masa kecil mereka. Sedangkan bagi anak-anak, acara ini bisa menjadi sarana untuk mengenalkan kembali permainan tradisional bagi mereka. Sehingga permainan tradisional seperti ini bisa terus dilestarikan.
Terlihat kerumunan anak-anak dalam balutan pakaian tradisional Jawa, berupa kain batik hingga kebaya. Mereka terlihat begitu ceria, penuh canda tawa melakukan aneka permainan tempo dulu. Ramai sekali.
Ada yang bermain lompat tali dari karet, dengan dua anak yang memegang kedua ujung karet tersebut dan memutarnya dalam satu arah kemudian ada anak yang berusaha melompati tali tersebut tepat pada waktunya.
Permainan tradisional ini tentu ada filosofinya, yaitu anak akan belajar tentang ketangkasan, kecermatan dalam menentukan kapan harus melompat hingga kerja sama yang baik dengan teman-temannya. Selain itu, dengan permainan semacam ini, secara fisik tentu anak bisa semakin sehat, kuat dan bertambah jiwa sportivitasnya.
Lain lagi dengan permainan dakonan yang kebanyakan dimainkan oleh anak-anak perempuan. Alat permainannya pun sederhana, berupa sebidang papan yang terbuat dari kayu atau plastik padat dengan deretan lubang kecil-kecil dan dua lubang lebih besar di kedua ujungnya sebagai lumbung.