Lihat ke Halaman Asli

Nawa Sri

Be Grateful to be ME...

Sejuta Langkah Sederhana Melestarikan Air

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14303660021102451760

Air merupakan sumber kehidupan yang tak tergantikan. Bagaimana tidak, kita masih bisa bertahan hidup selama berhari-hari tanpa adanya makanan tapi tanpa air tentu saja kita tidak akan bisa. Benar saja, karena air memang sangat vital bagi kehidupan kita. Kita membutuhkan air untuk minum, memasak, membersihkan diri, mencuci, membersihkan rumah hingga menyiram tanaman. Bahkan, air juga sangat diperlukan dalam bidang peternakan dan pertanian.

[caption id="attachment_363596" align="aligncenter" width="427" caption="Sumber: shutterstock.com"][/caption]

Mungkin kita termasuk salah satu dari sekian banyak orang yang masih beruntung bisa menggunakan air secara leluasa untuk memenuhi kebutuhan kita sehari-hari. Namun, jika kita mau lebih memperhatikan, di luar sana masih lebih banyak orang yang kesulitan mendapatkan air bersih.

Unicef pun mengungkapkan bahwa satu dari enam anak di Indonesia masih belum memiliki akses air minum yang aman. Negara kita juga tercatat sebagai salah satu dari sepuluh negara yang dua per tiga populasinya tidak memiliki akses ke sumber air minum. Sungguh ironis bukan?

Bahkan, kalau kita mau lebih menyadari, dampak pemanasan global semakin kita rasakan. Sadarkah kita bahwa bumi ini terasa semakin panas? Usianya tak lagi muda dan kerusakan telah terjadi di mana-mana. Udara di lereng gunung pun yang dahulu dikenal berhawa dingin kini bahkan tak lagi terasa sejuknya. Seringkali kita rasakan panas matahari yang menyengat terutama ketika siang hari.

Pola iklim pun kini tak lagi menentu dan cuaca tak lagi bisa diprediksi. Kalau dahulu di Indonesia, musim penghujan bisa ditentukan. Semisal bulan Oktober mulai memasuki musim penghujan hingga pertengahan tahun berikutnya, namun kini cuaca seakan tak bisa ditentukan. Bisa jadi suatu daerah mengalami kemarau yang berkepanjangan sedangkan di daerah lainnya curah hujan sangat tinggi.

Situasi semacam inilah yang menyebabkan distribusi air alami menjadi tidak merata. Bahkan, beberapa daerah disinyalir merupakan daerah langganan banjir. Mengapa bisa terjadi hal seperti ini? Banyak faktor yang menyebabkannya, salah satunya adalah ulah kita sebagai manusia, yang seringkali tak menyadarinya. Ya, kita terkadang terlalu menyepelekan hal-hal yang kita anggap kecil dan tak begitu terlihat.

Semisal, kita menyepelekan dalam hal penggunaan air. Karena kita bisa mendapatkannya dengan mudah dan berlimpah, seringkali kita justru kurang bijak dalam menggunakan air. Selain itu juga kebiasaan membuang sampah sembarangan hingga ulah kita yang tanpa sadar merusak serta mencemari lingkungan di sekitar kita.

Mungkin pernah terbersit dalam hati dan pikiran kita, keinginan untuk turut memperbaiki keadaan. Tapi apalah daya, dunia ini begitu luas dan banyak sekali hal yang perlu dibenahi. Sehingga seringkali kita hanya bersikap pasrah pada keadaan atau menggantungkan pihak lain untuk membuat suatu perubahan.

Namun tahukah kita, bahwa sejuta langkah sederhana yang kita semua lakukan tentu akan lebih berarti, dibandingkan dengan satu atau dua langkah hebat yang kurang bisa dirasakan oleh masyarakat luas? Ya, dengan berpartisipasi dalam melakukan hal-hal sederhana di kehidupan kita sehari-hari, kita bisa mengurangi dampak pemanasan global bahkan turut melestarikan air dalam kehidupan kita.

Bayangkan saja jika suatu hal yang meskipun sederhana serta mudah untuk kita lakukan, namun turut dilakukan oleh semua lapisan masyarakat di bumi ini. Tentu akan menghasilkan perubahan yangluar biasa bukan? Ya, sejuta langkah sederhana tentu bisa menjadi bermakna.

Bagaimana langkah untuk memulainya?

Bijak dalam menggunakan air.

Hal yang paling mudah kita lakukan adalah memperhatikan penggunaan air kita sehari-hari. Kita tentu menggunakan air dalam banyak hal. Mulai dari bangun tidur, melakukan kegiatan sehari-hari hingga menutup mata kembali. Nah, kita bisa memulainya dengan mulai bersikap bijak dalam menggunakan air.

Ketika mandi, kita tidak perlu terlalu berlebihan dalam menggunakan air, gunakan seperlunya saja. Bahkan banyak orang yang berupaya menghemat penggunaan air untuk mandi dengan cara menggunakan shower. Penggunaan bak penampung dan gayung dianggap membuang lebih banyak air, karena kita tentu akan membuang air sisanya terutama ketika membersihkan bak dengan cara menguras. Ditambah lagi jika kita sering mandi menggunakan bathtub, tentu akan memerlukan banyak air untuk merendam tubuh.

Kemudian, kita juga perlu mengecek pipa, keran serta selang shower secara rutin. Jika terjadi kebocoran, kita bisa segera mengatasinya. Karena jika terjadi kebocoran tentu akan ada air yang mengalir dan terbuang percuma. Meski kadang kita hanya menganggapnya sebagai “tetesan” air saja, namun jika terus menerus tentu jadi banyak juga bukan?

Usahakan penggunaan air yang se-efisien mungkin, misal mencuci dengan menggunakan air secukupnya saja. Hindari penggunaan detergen berlebih. Ketika selesai mencuci, kita bisa menggunakan air bekas mencuci untuk keperluan lainnya seperti membersihkan kamar mandi atau rumah.

Apabila kita membeli air minum kemasan, jangan menyisakan air minum dengan meninggalkannya begitu saja. Bawalah agar kita bisa meminumnya lagi ketika membutuhkan. Atau kita bisa menyimpannya dalam lemari pendingin di rumah, agar bisa diminum lagi nantinya. Meski kita mempunyai banyak uang untuk membelinya, namun alangkah lebih baik jika kita bersikap lebih bijak dalam menggunakannya.

Dan sore hari, ketika kita hendak menyiram tanaman, kita bisa menggunakan air AC yang mengalir dari blower atau air bekas mencuci yang kita tampung sebelumnya. Atau di musim penghujan, kita bisa memanfaatkan air hujan untuk menyirami tanaman kita.

Kurangi pemakaian bahan kimia.

Mengurangi penggunaan bahan kimia dalam keseharian kita sedikit banyak akan membantu mengurangi pencemaran lingkungan. Bagaimanapun juga, penggunaan bahan kimia tentu juga akan berpengaruh pada kelestarian air.

Hindari membuang sampah sembarangan.

Hal yang juga tak kalah penting dalam melestarikan air adalah hindari membuang sampah sembarangan apalagi jika nantinya bermuara ke saluran air. Tentu sampah yang kita buang bisa menyumbat saluran air. Apalagi jika terakumulasi, tak menutup kemungkinan sampah yang kita anggap kecil itu nantinya juga bisa menjadi penyebab adanya banjir dan mengancam kelestarian lingkungan.

Biarkan air meresap.

Hal yang seringkali luput dari perhatian kita adalah air yang tidak bisa meresap ke tanah sehingga terancam kelestariannya. Coba perhatikan sekeliling kita, seberapa banyak ruang bagi air hujan agar bisa meresap ke dalam tanah? Kebanyakan rumah penduduk modern seperti sekarang ini justru menginginkan lingkungan yang terhindar dari becek sehingga halaman dipasang full paving atau plester beton sehingga tidak ada celah bagi air untuk meresap dalam tanah.

Tak jarang kita jumpai rumah yang full bangunan bahkan tanpa halaman terbuka. Padahal kebanyakan rumah pada masa sekarang ini menggunakan pompa air agar bisa memanfaatkan air dari tanah, sedangkan jarak antara sumur dengan tempat pembuangan (septic tank) tak begitu jauh. Maka tak heran jika air mengandung berbagai macam bakteri.

Maka, biarkanlah air meresap dalam tanah, setidaknya dimulai dari sekitar kita. Pemerintah pun telah menyarankan agar masyarakat mulai membuat sumur resapan. Selain, bermanfaat mengembalikan air ke dalam tanah, juga mampu menampung air hujan sehingga lingkungan sekitar kita bisa terhindar dari bahaya banjir. Atau bila membuat sumur resapan tak memungkinkan bagi kita yang tinggal di lahan terbatas, kita masih bisa membuat lubang biopori yang akan membuat air tanah tetap terjaga.

Nah, beberapa hal di atas sepertinya memang sederhana untuk kita lakukan namun bisa berdampak besar. Bahkan, AQUA sebagai perusahaan air minum ternama pun memiliki komitmen untuk selalu mengelola bisnis yang bertanggung jawab bagi masyarakat dan lingkungan. Komitmen tersebut diaktualisasikan dalam AQUA Lestari yang dikembangkan sejak tahun 2006. AQUA Lestari ini juga mengajak kita sebagai masyarakat untuk berperan serta dalam melestarikan air.

Apabila seluruh lapisan masyarakat turut serta dalam melestarikan air, maka sejuta langkah sederhana kita ini bisa membantu melestarikan lingkungan serta air yang dikandungnya. Senada dengan ungkapan, “The Journey of A Million Miles Begins With A Single Step.” Ya, sejuta langkah perjalanan untuk melestarikan air bisa kita mulai dengan satu langkah sederhana. Maka teruskanlah, untuk masa depan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline