Lihat ke Halaman Asli

Muasal dari Segala Kepergian

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sejak abad-abad jauh yang tak butuh hitungan,

datang adalah muasal dari segala kepergian.

Lalu, sunyiadalah muara dari segala kesedihan.


Pernah kita memahat kenangan, dalam tiap tapak-tapak jalan, pada sawah dan ladang-ladang, pada bunga-bungakopi yang wangi,pada rupa yang datang dan pergi bergantian, yang banyak mengajarkan silsilah kehilangan.


Satu tanya yang tersembunyi dalam sunyi-sunyi yang kunaungi. Perihal alasan engkau membakar ribuan peta, hingga kesedihan tidak pernah tahu bagaimana seharusnya menapaki jalan, menuju mukim di rahim-rahim kebahagiaan


Dimataku nanti akan tumbuh lubuk. Dengan ratusan ikan yang tak pandai berenang. Tersebab engkau lupa menitipkan sirip dan insang.


Nanti engkau paham, air mata mampu lebih banyak berkata-kata,sunyi dan puisi menjadi lebih nyata darisegala yang aku rasa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline