BBM naik tanpa permisi
Untuk negeri, kata kaum berdasi
Pura-pura tuli, menganggap polusi
Saat rakyat menyuarakan aspirasi
Terik matahari membakar kulit
Demi sesuap nasi rela menahan sakit
Meski tertatih rakyat berjuang bangkit
Bertahan hidup di tengah kaum elit
BBM melejit
Rakyat menjerit
Bukan karena pelit
Hanya nasib yang sulit
Lembaran arta sebagai pemanis
Bagai sihir dari rezim bengis
Agar tak dianggap egois
Oleh rakyat yang menangis
BBM melonjak
Rakyat terjebak
Tak guna menolak
Apalagi berontak
Dipaksa menerima tanpa negosiasi
Rakyat dilarang emosi
Mungkin saat pucat pasi
Baru diberi solusi
Anisah.Alfikrah
Yogyakarta, 7 September 2022
Picture by: jabarekspres.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H