Pagelaran Sea Games 2022 telah usai, para atlet telah selesai menyelesaikan misi mereka untuk berkompetisi dalam ajang tersebut. Hasil akhir dari kegiatan olaharga tersebut membawa Indonesia berada pada peringkat 3 dengan perolehan medali emas terbanyak, meskipun atlet yang dikirimkan jauh berkurang daripada sebelumnya.
Walupun demikian, target yang telah ditetapkan pemerintah dapat dicapai. Dibalik suksenya olahraga Indonesia di kancah Internasional ternyata menyimpan sisi kelam bagi para atlet.
Menilik kembali tentang dunia olahraga, rakyat Indonesia cukup memiliki antusiasme yang tinggi terhadap olahraga. Terdapat beberapa olahraga yang memiliki penggemar dari berbagai kalangan mulai dari orang tua hingga anak muda. Beberapa diantaranya seperti, bulutangkis dan sepakbola.
Bulutangkis menjadi salah satu cabang olahraga yang cukup konstan dalam menorehkan prestasi dari dulu hingga sekarang salah satunya dalam ajang olimpiade. Akan tetapi, munculnya para atlet berbakat tidak sejalan dengan sistem pembinaan dan penyejahteraan para tlet.
Cukup sering kita temui kasus dimana para atlet semasa aktifnya berprestasi, namun begitu telah pensiun dari dunia olahraga hidupnya pontang-panting.
Tidak memiliki jaminan hidup di masa tuanaya atas prestasi yang telah ia torehkan untuk negara. Tidak banyak para atlet berprestsi yang hingga kini masih dikenal luas oleh warga Indonesia karena prestasinya sebut saja seperti Susi Susanti, Rudy Hartono, Liem Swie King, Chris John adalah nama-nama legendaris yang umum orang ketahui sebagai atlet berprestasi.
Meraka hanya segelintir yang beruntung hingga kini namanya tetap dikenal oleh warga Indonesia bahkan juga memiliki kehidupan yang layak setelah memutuskan untuk pensiun dari dunia olahraga, bahkan mereka mengemban jabatan dalam kepengurusan organisasi olahraga nasional. Lalu kemanakah para jawara olahraga lainnya yang telah berprestasi bagi Indonesia bahkan telah memiliki gelar internasional.
Mungkin banyak dari kalian yang tidak mengetahui siapa itu Ellyas Pical, Denny Thios, Marina Segedi, Hasan Lobubun, Leni Haeni dan masih banyak lagi?. Mereka adalah sebagian kecil dari para atlet yang telah menorehkan prestasi luar biasa bagi Indonesia pada tahun 1980 -1990 an.
Sangat miris kehidupan para atlet tersebut setelah menyatakan pensiun dari karir olahraganya. Banyak dari mereka yang harus menyambung hidup dengan mengais-ngais sampah dijalan, menjadi satpam, sopir taksi, menjadi OB (Office Boy) di KONI bahkan lebih mirisnya hingga mereka harus menjual medali yang menjadi saksi bisu perjuangan para atlet untuk mendapatkan gelar juara.
Dari situlah patut dipertanyakan mengapa tidak semua atlet yang berprestasi bahkan yang telah mendapatkan gelar juara dunia, justru pada masa tua hidupnya tidak terjamin, walaupun hanya sebatas untuk memnuhi kebutuhan primer mereka?. Kemanakah selama ini peran pemerintah dalam menyejahterakana pahlawan olahraga yang telah mengharumkan nama bangsa?.
Tidak hanya sampai disitu saja. Ternyata di zaman sekarang masih banyak atlet yang juga tidak begitu diperhatikan oleh pemerintah. Akhir bulan lalu tengah viral cuitan dari peraih emas lari marathon Sea Games Hanoi 2021 mengenai kinerja PB PASI terhadap atlet.