Lihat ke Halaman Asli

Simbok Nyuwun Pangapunten

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" nduk.. , kepiye awakmu.. opo wes due pandangan " pertanyaan simbok ku petang itu di depan tungku yang masih menyala karena aku masih merebus air untuk minum teh kami.

" walah mbok.. dereng " jawab ku se-kena nya.

"lah kok urung ki piye.. ? jane atimu mantep duwe sisihan opo ra " tanya simbok menyesakkan ku

saya  pingen mbok tapi belum dapat yang sreg " jawabku lagi

oaaalaah to nduk.. wing wes cedak karo kae, bar kui cedak karo cah kui, saiki karo iki kok yaa raak sreg lah piyee.... " simbok dengan nada tinggi  kembali dengan kalimat2 nya terlontar untuk aku. ini kali kedua yang membuat aku sesak ! tapi aku berusaha sabar... dan akhirnya aku melontar kan uneg-uneg ku.

mbok... sekarang saya masih mencari yang sreg mbok, jadi saya ganti pacar bukan berarti saya ini gonta ganti dalam arti nakal.. tapi masih belum sreg yang akhirnya membuat saya ini harus kembali searching pasangan  mbok " penjelasan ku dengan di tambah kata asing yang aku yakin simbok nggak tau artinya tapi ngerti maksud nya.

" terserah anggapan orang mbok, terserah orang bilang apa tentang saya, saya juga nggak minta makan mereka, lagian kalo sedih mereka cuma bisa tepuk tangan, nggih to ? mbok? " lanjut ku

"apa kata orang lah yang penting saya pingen nemu yang baik dan sreg tentunya dengan usaha dan doa saya mbok.. saya sudah tidak peduli dengan orang lain meskipun orang lain akan menghujat atau menyanjungku " kalimat itu keluar sambil aku menuangkan kan air panas ke dalam Teh..

Percakapan Petang itu menyisakan sedih buat simbok ternyata. simbok masih memikirkan apa yang sudah jadi keputusan ku. semua itu ku tau karena aku mendengar lirih doa mbok ku dari kamar sebelah, doa yang berisikan  permohonan pada Tuhan agar aku segera mendapatkan jodoh dan menikah lagi, dengan tangisan mbok ku yang terdengar juga.

Maaf simbok, aku harus menjadi diri sendiri, dan tidak menjadi "bebek" lagi. aku tidak mau nurutin apa kata orang lagi tentang pasangan, aku  harus cari yang benar-benar baik dan aku juga sreg mbok.. maafkan  genduk mu ini mbok.

aku  tidak mau mengindahkan kata orang lagi mbok... maaf ya mbok..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline