Burung puyuh (Coturnix coturnix japonica) telah menjadi salah satu sumber protein hewani yang penting dalam industri peternakan. Kualitas telur burung puyuh, termasuk ketebalan kulitnya, memiliki dampak langsung pada daya jual dan nilai nutrisi. Jika penjual yang penghasilannya hanya digantungkan dari peternakan telur burung puyuh, tentu hal ini menjadi sangat merugikan jika kulit telur burung puyuh mudah retak karena tipis. Oleh karena itu, perlu dicari langkah dan solusi yang tepat untuk meningkatkan kualitas telur burung puyuh, diantaranya yaitu perbaikan pakan. Salah satu pendekatan yang menarik adalah penambahan serbuk cangkang bekicot pada ransum burung puyuh, karena bekicot merupakan bahan pakan sumber protein yang murah dan mudah diperoleh sehingga memungkinkan sebagai bahan penyusun ransum untuk menggantikan bahan pakan yang relatif mahal. Fakta juga menyebutkan bahwa pada beberapa daerah, setelah mengkonsumsi hasil olahan bekicot, limbah yang berupa cangkang bekicot hanya dibuang begitu saja dan tidak dimanfaatkan, sedangkan, dalam cangkang bekicot sendiri terkandung unsur kalsium dan protein yang diperlukan untuk pembentukan kulit telur.
Gambar diatas menunjukkan Perbandingan Kulit Telur Puyuh Tebal dan Tipis (tanda panah = kulit telur yang retak dikarenakan tipis).
Ada korelasi antara serbuk cangkang bekicot dengan tebal kulit telur burung puyuh. Faktor yang melatar-belakangi hal tersebut dikarenakan munculnya berbagai masalah yang sering dijumpai pada peternakan burung puyuh diantaranya, burung puyuh yang memproduksi telur dengan cangkang yang kurang baik bisa jadi disebabkan karena terkena stress akibat suara gaduh pada sekitar kandang puyuh, cuaca panas ketika burung puyuh melakukan kegiatan reproduksi, penyakit genetik pada burung puyuh, serta kondisi pakan burung puyuh yang sering diganti atau tidak merata dan kurang vitamin.
Upaya yang selama ini telah dilakukan oleh masyarakat setempat adalah menjaga kondisi telur burung puyuh sebagai contoh ialah, meminimalisir goncangan saat membawa telur atau meletakkan telur pada wadah yang mampu melindungi telur tersebut. Beberapa peternak juga sudah menemukan upaya dengan menyediakan tempat penyimpanan telur yang benar-benar aman sebagai contoh ialah, melapisi wadah telur dengan alas yang lembut, dan meletakkan telur ketika menata secara perlahan-lahan. Begitu pula, para penjual atau pedagang telur puyuh, harus meletakkan telur di wadah yang dilapisi dengan bahan yang lembut seperti kain, agar membantu peternak menjaga kualitas dan membantu konsumen dalam penyimpanan dan pembawaan ketika terkena goncangan tidak mudah pecah.
Upaya-upaya diatas memang perlu dilakukan, namun, tidak dapat menjadi solusi yang dapat membuat kulit telur burung puyuh semakin kuat, sehingga, diperlukan solusi untuk mengetahui hubungan antara cangkang bekicot yang menjadi sumber limbah dengan ransum pakan burung telur puyuh untuk kualitas kulit telur puyuh yang tipis. Di samping untuk mengurangi limbah cangkang kulit bekicot, penggunaan cangkang kulit bekicot untuk ransum burung puyuh juga memiliki banyak kelebihan antara lain, biodegradable (ramah lingkungan), meningkatkan tingkat kelangsungan hidup embrio saat inkubasi, hanya memerlukan sedikit biaya, dan dapat mendukung praktik pertanian berkelanjutan dan bahan-bahan alami. Berdasarkan penelitian sebelumnya, konsentrasi cangkang bekicot yang dapat mempengaruhi ketebalan cangkang telur adalah konsentrasi 5% sampai dengan 15%. Solusi lain yang juga dapat dilakukan adalah bekerja sama dengan Pemerintah Daerah serta Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang berada di bawah naungan Kementerian Pertanian untuk memberikan penyuluhan terkait kesehatan hewan ternak khususnya burung puyuh dan mengenai pakan yang seharusnya diberikan untuk menjaga kesehatan dan kualitas hasil dari peternakan khususnya telur burung puyuh. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa penambahan serbuk cangkang bekicot pada ransum burung puyuh adalah alternatif solusi yang efektif untuk memperbaiki kualitas kulit telur burung puyuh. Metode ini menggunakan proses alami dan tidak berbahaya. Kandungan dalam cangkang bekicot juga terbukti memperkuat dan melindungi kulit telur burung puyuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H