Lihat ke Halaman Asli

Navisa 30

Blog pribadi

Impian Tinggi tapi Hobi Rebahan

Diperbarui: 19 April 2020   01:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Namaku navis. Aku anak pertama dari dua bersaudara. Aku mempunyai adik laki-laki dia bernama ahmad syifaul qolbi, kalian pasti tau artinya. Iya, penghobat hati artinya. Tetapi setiap hari ak selalu bersamanya dimanapun, kapankun tak perna lepas dia menggangguku, meneriakiku, bahkan menggedor pintu kamarku. Dia hanya berdiam diri jika dia memagang hp, sibuk menonton video. Sering kali aku bertengkar dengannya karena guyonannya yang membuat aku jenggel. Tapi seburuk apapun dia, dia tetap adikku yang aku punya, yaa walaupun seperti adik rasa musuh.

Ditengah-tengah merabahnya virus corona hari-hariku hanya diisi dengan rebahan, makan, mandi, main hp. Setiap pagi aku bangun untuk sholat subuh, tetapi selesai aku sholat aku selalu melanjutkan tidurku. Dan terkadang aku bangun jam 8 pagi. Buruk memang jangan ditiru kelakuanku. Aku berumur 21 tahun dan aku sekarang kuliah. Jika hari libur atau tidak ada kuliah daring ak bantu orang tuaku. Papaku seorang guru, ibuku hanya ibu rumah tangga. Beliau membudidaya jamur janggel dibelakang rumah dan aku selalu membantunya setiap siang sampai sore malamku hanya rebahan menonton tv, jika iklan hpku yang aku tonton. Terkadang pagi selesai membantu orang tua aku rebahan sepanjang hari. Tetapi aku mempunyai impian yang sangat tinggi. Tidak hanya aku, pasti semua orang ingin menjadi orang sukses. Tapi apakah bisa untuk aku yang hobi rebahan? Mengerjakan tugaspun terkadang saja aku yang rajin. 

Aku ingin sukses, semua orang ingin sukses. Tetapi sukses yang aku inginkan bukan hanya ingin menjadi orang kaya tapi aku ingin sekali bisa bersedah kepada orang-orang, membantu orang yang membutuhkan. Kadang aku iri jika melihat orang yang bisa menyumbangkan hartanya untuk bersedekah. Aku kapan yaallah? Sedangkan aku hanya orang sederhana, aku hanya orang yang suka rebahan tetapi keinginanku sangat tinggi.

Sekarangpun aku hanya bergantung kepada orag tua, kuliah daringpun untuk membeli paketan aku malu untuk meminta uang keorang tua. Tetapi aku bersyukur selalu ada orang baik disekitarku, selalu didekatkan dengan orang-orang yang baik. Meskipun aku belum membalas semuanya semoga allah membalas semua kebaikan orang-orang baik. Dan semoga aku bisa menjadi seperti mereka. Amiin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline