Pengumuman lewat speaker pengeras suara itu disambut wajah-wajah penuh suka cita.Calon penumpang commuterline yang sebelumnya duduk memenuhi bangku-bangku yang ada di ruang tunggu, kini berdiri nyaris serempak.Aku termasuk salah satu diantara mereka.
Aku menoleh ke arah kereta yang akan memasuki stasiun tempatku menunggu.Hmm...kira-kira aku harus menunggu dimana ya supaya dekat dengan pintu kereta? Beberapa penumpang wanita berjalan cepat melewatiku.Sepertinya mereka ingin berada di gerbong kereta paling depan.Mungkin supaya tiba lebih dulu di stasiun kereta yang dituju.Hihihi...sebenarnya bukan itu alasannya! Gerbong kereta paling depan dan paling belakang adalah gerbong khusus wanita.Itu sebabnya banyak penumpang wanita bergerombol di kedua ujung gerbong.
Aku menghentikan langkahku ketika memasuki gerbong khusus wanita.Sudah tidak ada tempat duduk kosong disana.ya,semua terisi penuh.akupun memutuskan duduk di gerbong biasa.Dengan suara berdesis keras,kereta berhenti.Pintunya terbuka beberapa langkah dari tempatku berdiri.Untung sekarang bukan jam sibuk.Sehingga tidak perlu mengeluarkan usaha ekstra untuk bisa masuk.
Saat memasuki gerbong masih ada beberapa tempat duduk kosong.Kuputuskan duduk disamping seorang bapak yang sudah berumur.Pakaiannya rapi,Kelihatannya dia tipe bapak-bapak yang memeliki kepribadian baik.Bukan tipe bapak-bapak yang suka cari-cari kesempatan.
Sambil bersandar,aku membuka tas punggungku.Di dalam nya ada beberapa buah komik milik Tante Risa yang kupinjam.Ujian semester genap sudah berlalu.Artinya,libur panjang sudah ada di depan mata dan aku bisa puas membaca novel-novel kesukaanku.Yeayyy....
Kukeluarkan sebuah komik dan mulai membacanya.
"Suka baca komik?"
Aku menoleh.Yaelah..baru saja mulai membaca,sudah ada gangguan.Jangan-jangan oenilaianku salah.
"Iya,"jawabku pendek.Aku kembali menatap halaman komik yang terbuka.Menyambung konsentrasi yang terputus.Berharap tidak ada lagi pertanyaan.
"Anak saya juga suka membaca komik Jepang.Koleksinya di rumah banyak sekali.Saya bingung.Anak saya sekarang sudah kuliah,tapi masih suka membaca bacaan anak-anak."
Aku kembali menoleh."Komik itu bukan bacaan anak-anak.Cocok juga kok dibaca orang dewasa."
"Oya?"
"Iya,"aku menegaskan dengan anggukan kepala."Beberapa komik malah memerlukan riset."
Bapak itu malah memandangku penuh pertanyaan dan makin menjadi-jadi.
"Memangnya ceritanya tentang apa sampai perlu riset?"
"Ada yang ceritanya tentang dunia kedokteran lengkap dengan gambar operasi dan fakta-faktanya.Ada yang dilengkapi dengan sejarah Jepang.Ada juga ilmu-ilmu pelajaran lainnya seperti marketing dan masih banyak lagi"
Bapak itu menunjuk komik Jepang yang aku pegang."Kalau itu ceritanya tentang apa?"
"Kalau ini tentang bento.Ada juga tentang "Perlombaan Bento"."
Bapak itu tersenyum.
"Orang Jepang itu hebat ya?Niat banget menghias bekal makanan sampai bagus begitu.Saya tidak bisa membayangkan harus bangun jam berapa setiap pagi untuk menyiapkan bento seperti itu."ucapku
Bapak itu tertawa. "Makanannya jangan yang rumit seperti nasi tumpeng.Yang sederhana saja."
Aku tertawa mendengarnya.Membayangkan harus bangun subuh buta,menyiapkan nasi tumpeng lengkap untuk bekal kuliah.Yaelah...niat banget!
Kurasakan kereta melambatkan lajunya kemudian berhenti.Penumpang pun berebut turun dan naik.rupanya kereta sampai di pemberhentian pertama.
"Eh,ada Ayumi,"sebuah suara terdengar memanggil namaku.Akupun sontak mendongak dan melihat seorang pemuda menatapku.
"Mau kemana?"tanyanya
"Pulang,"jawabku pendek.
"oh dikira mau pergi..disebelah sana ada tempat duduk kosong,gue kesana dulu deh."
Jawabanku yang cukup ketus itu membuat si penanya pergi.mungkin,dia sebal bertanya baik-baik tapi dijawab angkuh.tak apalah lagian males juga harus menjawab pertanyaan tak penting itu.gerutuku dalam hati.seingatku yang bertanya tadi teman kakak ku yang sering main kerumah.tapi lupakanlah orangnya juga sudah pergi.
"Kamu lahir di Jepang?"Bapak disebelahku bertanya.
Aku mengangguk.
"Lama tinggal di Jepang?"
"Ngga.Makanya saya kepengen ke Jepang."
"Mengunjungi keluarga yang tinggal di Jepang?"
"Bukan.Saya pengen mengunjungi semua tempat-tempat menarik yang pernah saya baca di komik.Pengen melihat bunga sakura mekar,pengen ngerasain cemilan jepang yang enak-enak,pengen ngerasain makan bento di negeri asalnya.Sekalian pengen belajar bikin bento juga dari ahlinya.Sesuatu banget kan kalau saya bisa membuat bento...?"jelasku panjang lebar.
"Banyak sekali ya keinginannya,"komentar bapak tua itu.akupun menghiraukannya dan berniat melanjutkan membaca komik yang sama sekali belum kubaca sedari tadi aku menaiki kereta ini.ya,semua itu karena sibapak tua ini yang terus mengajak ku berbincang.Baru saja aku akan membuka halaman pertama...
"Suka wisata kuliner makanan jepang?"Bapak itu kembali bertanya
Aku menjawabnya hanya dengan anggukan yang artinya mengiyakan.
"Kamu bisa membuat masakan Jepang?"
"Ngga dong,"jawabku cepat.
Bapak itu tertawa,"Tidak ingin belajar?"tanyanya.
"Bahan-bahannya mahal ,"tolakku."Membelinya harus di supermarket.Itupun hanya supermarket tertentu yang menjual bahan masakan Jepang."
"Tapi selagi kamu berusaha pasti bisa.Apa kamu tidak tertarik mengikuti cooking class?siapa tahu bisa dijadikan bisnis kecil-kecilan.Katanya kamu ingin jalan-jalan ke jepang kan?"
Kali ini aku menoleh dan menatap Bapak itu dengan serius bercampur ragu-ragu.
"Belajar dimana?"
"Kamu punya kertas dan pena?" tanya balik si bapak.
Kubuka tas punggungku dan mengeluarkan buku kecil dan pena.Bapak itu seperti menuliskan sesuatu dan saat kulihat dia menuliskan sebuah nama perempuan beserta nomor telepon dan alamat suatu tempat.
"Coba kamu kirim pesan ke nomor itu.Tanya kapan ada cooking class."
Kumasukkan kembali bukunya kedalam tas."Okedeh.Nanti saya tanya.tapii..."
"Kenapa?ada masalah?"potong Bapak tua itu
"Mm..nanti kalau sudah selesai kursus nya terus bagaimana?"
Bapak itu tertawa.Aku meliriknya sekilas.
"Ya itu terserah kamu.Mungkin kamu mau mempraktikannya dirumah?atau mencoba menawarkannya ke teman-teman?atau bisa juga memamerkannya saat ibumu mengadakan arisan dan teman-temannya."
Aku merenung.Benar juga yang dikatakan bapak ini.Tapi,masalah utamanya adalah : Aku jarang ke dapur!!kalau tiba-tiba aku menawarkan makanan,kira-kira apakah ada yang percaya makanan buatanku layak dimakan dan tidak membuat sakit perut?
"Susah ngga sih?"tanyaku.
"Nggalah,bumbu masakan jepang itu minimalis,cara pembuatannya pun lebih sederhana dari masakan indonesia."Bapak itu menjawab dengan nada pasti.
"Yang benar saja!membuat bento sampai bisa jadi lucu seperti itu masa dibilang sederhana?"protesku.
"Bento itu bekal makanan yang dihias sedemikian rupa sehingga tampilannya menarik agar anak-anak tertarik menyantapnya. padahal aslinya cara membuatnya sederhana.Menghiasnya saja yang tidak sederhana,lebih tepatnya membutuhkan kreatifitas."jelasnya seperti memang mahir dalam hal tersebut
Aku melirik Bapak yang duduk disampingku.Kok dia tahu banyak ya tentang masakan jepang? jangan-jangan bapak ini orang Jepang?Kalau dilihat -lihat sih,wajahnya memang memenuhi syarat untuk dituduh sebagai orang Jepang.Walaupun kulitnya kecoklatan,wajahnya mengingatkan ku pada tokoh pendekar samurai yang ada di komik jepang yang pernah kubaca.dengan begitu,aku aku akan mudah mengingatnya dengan panggilan "Pendekar Samurai".
Kereta melambatkan lajunya.Nyaris bersamaan,kami bangkit dari tempat duduk.
"Turun disini?"dia bertanya memastikan.
Aku menganggukan kepala.
Kereta pun berhenti.Kami bergegas berjalan keluar kereta...
"Jangan lupa SMS ke nomor yang saya beri,"pesannya sebelum dia berbelok ke pintu keluar
"Oke,"kataku sambil mengangkat tangan kanan menyepertikan kalimat oke.
Setelah 15 menit aku menaiki angkutan umum,akhirnya sampailah aku dirumah.baru saja mengetuk pintu aku sudah dikagetkan oleh kakak ku namanya Shiro.dia memang jahil kepadaku namun dibalik itu semua dia juga sayang padaku.
Keesokan harinya....
Setiap hari kamis ,surat kabar langganan dirumah ku selalu menyajikan info-info tempat liburan.Aku langsung membukanya siapa tahu ada info paket wisata ke Jepang.Kuambil koran yang ada diatas meja,kemudian buru-buru ku baca.setelahnya aku hanya melongo membaca koran itu.Ya,info wisata kejepang memang ada.Tapi kalian tahu?harganya sangat tidak ramah didompetku.
"Yaelah,kurangnya banyak bangettttttt.......!"
"Apanya yang kurang?"Tanya Shiro mengagetkanku karena dia tiba -tiba sudah berada dibelakangku.
"Buat jalan-jalan ke Jepang,"jawabku.
Shiro sejenak berfikir kemudian "aku puny aide ,bagaimana jika kamu kerja paruh waktu saja.mumpung sebentar lagi juga kan kuliah libur."
"Tapi,kerja apa?"tanyaku.
"pikir saja sendiri" jawabnya dengan singkat dan langsung pergi keluar dari kamarku.
Sejenak aku berfikir.,kemudian...aku tertegun.Itu dia!Makanan!Nomor telepon genggam!Pendekar Samurai!semuanya seketika teringat di kepalaku.
Aku melompat dari tempat tidur.kubuka tas yang kupakai kemarin dan mencari buku kecil itu.selanjutnya aku mulai menekankan jari jari tanganku ke layar ponsel.tak lama kemuadian suara lantang seorang lelaki terdengar disebrang telpon itu.
"iya halo ada yang bisa dibantu?"suara disebrang sana.
Aku yang sedikit kebingungan,sejenak terdiam dan berfikir.perasaan nomor yg pendekar samurai itu beri nomornya ibu ibu dan dikertas ini juga tertulis nama Bu Santi,tapi kok yang mengangkat telponnya seprang pria yang sepertinya masih nuda ya?apa aku salah sambung?
"Halo...apakah ada yang bisa dibantu?"tanyanya sekali lagi membuyarkan lamunanku.
"Eh iya halo,hm..sa-saya mau berbicara dengan Bu Santi,apa benar i-ini nomornya ya?"ucapku terbata-bata karna gugup takut salah sambung.
"Oh iya benar,Bu Santi sedang sibuk ada kelas jadi saya yang mengangkatnya..apa ada perbincangan pribadi?"ucap pria disebrang sana
"Tidak sih,maap sebelumnya apa benar ya ini tempat cooking class?"ucapku masih canggung.
"Iya benar,apa kamu mau mendaftar cooking class?"
"Iya,jadi kapan aku bisa kesana?"tanyaku semangat.
"Kau boleh mengikuti kursus hari ini.kebetulan kelas tidak terlalu penuh.apa kau mau?"
"Oh tentu.15 menit lagi aku sampai.terima kasih."
"Oke baiklah,saya tunggu."jawab nya sambil diikuti suara telpon terputus.tut..tutt..tutt
Aku yang sedari tadi sangat bersemangat,segera bersiap-siap dan langsung turun kebawah untuk pamit kepada mama.
"Ma aku ijin pergi dulu yaa.."ucapku sambil sedikit berlari kearah pintu keluar.
"Loh mau kemana?kok buru buru banget ."ucap ibuku sedikit cemas
"Udah tenang aja,galama kik.Cuma ada misi rahasia aja."jawabku sambil sedikit nyengir.
"Hati-hatii...."teriak ibuku.karna aku sudah diluar rumah
Tak lama setelah 15 menit menaiki ojek,aku pun sampai ditempat yang kucari.baru saja melangkah 1 langkah didepannya sudah terlihat spanduk bertuliskan "KURSUS MASAK MASAKAN JEPANG"tanpa basa-basi aku langsung masuk...
Ada meja informasi saat aku masuk.Akupun menanyakan keberadaan Bu Santi dan memberitahunya aku orang baru disini.Diapun mengantarku..
"Yuk kita langsung keruang kelas saja .ruang cooking class nya dibelakang sana." Ucap nya sambil menunjuk sebuah ruangan diujung ruang belakang tempat ini.
Mba ini berhenti di sebuah ruangan berukuran agak besar.Digesernya pintu ruangan.Disibakkan nya selembar tirai hitam yang menggantung.Sebuah meja besar terletak di tengah ruangan.Bangku-bangku kayu disusun mengelilingi meja.Separuh dinding nya kayu,selebihnya berwarna ungu dengan hiasan sulur-suluran.Haduuhhh...Serasa benar- benar berada di Jepang....!
"Pilih saja mau duduk di mana,"kata mba itu."Saya tinggal dulu ya! Dibaca saja dulu modulnya sambil menunggu yang lain datang."
Aku melangkah menuju sebuah kursi kosong di bagian tengah.Baru sebagian bangku yang terisi.Semua peserta cooking class terlihat serius membaca modul.Kepala-kepala mereka menunduk.Tidak ada yang mengobrol,ruangan terasa begitu hening.Haduhhh....ini ruang cooking class atau ruang ujian nasional sih?
Aku mengambil modul dan membalik-balik lembarannya.Setelah itu,aku mulai membaca halaman pertama.Disana tertulis "Cara Membuat Nasi Sushi."mataku menyusuri kata demi kata yang menerangkan tahapan-tahapan menyiapkan nasi untuk membuat sushi.Haduhhh...memasak nasinya saha ternyata ada aturannya!
Aku meletakkan modul yang kupegang keatas meja.Teorinya sih sederhana.Praktiknya belum tentu,apalagi hasilnya.Tanpa pikir lama,aku segera memoto modul itu 1 per 1 resep yang ada didalamnya.siapa tahu nanti aku bisa mencobanya dirumah,pikirku.
Pintu ruangan kembali bergeser,tirai kembali tersibak.Kali ini wajah mba di meja informasi itu kembali muncul.Masih dengan senyumannya yang lebar.Sebuah wajah lain muncul setelahnya,aku pun sontak melongo dan kedua mataku membesar.
"Pendekar Samurai!"kataku dalam hati.Nyaris aku tidak percaya dengan yang kulihat.Walaupun penampilannya berbeda,aku yakin dia adalah Pendekar Samurai si bapak tua yang mengobrol denganku di commuterline.
Pendekar Samurai itu tertegun melihatku sebelum akhirnya tersenyum.Dengan kimkno bergaris-garis dan ikat kepala,penampilannya benar-benar mengingatkanku dengan tokoh Pendekar Samurai yang ada di komik Jepang.Walaupun dibalik kimononya,aku bisa melihat dengan jelas kemeja dan dasi yang dikenakannya.Dia terlihat tampak lebih muda dengan pakaiannya seperti itu.
"Cooking class kita kali ini akan dipimpin langsung oleh Chef Koes,senior chef di restoran ini."Seorang wanita muda yang sepertinya mc memperkenalkan pendekar samurai itu.
Aku tertegun."Chef?!Pantas saja dia tahu banyak hal tentang makanan Jepang,"aku menggerutu dalam hati.
Chef Koes berjalan ke arahku.Aku mendadak terserang rasa panik.Haduhhh...kenapa dia berjalan menuju ke arahku?dia oun duduk ditempat kosong sebelahku.Pantas saja terdapat lebih banyak alat dan bahan dimeja itu,ternyata tempat duduk Chef pemandunya.
Kegiatan cooking class oun dimulai...
"Jangan takut-takut,"Komentar Chef Koes ketika melihatku sedabg meratakan nasi sushi diatas nori. "Jangan terlalu tebal nasinya.Isinya juga jangan terlalu banyak supaya mudah menggulungnya."
Aku mengangguk dan mengikuti petunjuknya.Dengan hati-hati,aku meratakan nasi sushi,menyusun isinya,dan terakhir menggulungnya dengan menggunakan makisu.
Seruan panik terdengar.susul-menyusul dan berakhir dengan suara tawa.Chef koes dengan sigap membantu merapikan gulungan sushi yang isinya bubar jalandan enggan bersatu.Huh!siapa bilang menggulung sushi itu mudah?
Aku sedikit putus asa melihat bakat ku yang sama sekali tidak ada.baru saja menggulung sushi sudah tidak bisa.Apalagi melakukan impianku yaitu membuat Bento.aku sejenak melamun bingung antara ingin menyerah atau tetap harus melanjutkannya.
"Wajar...namanya juga pertama kali membuat sushi."ChefKoes tiba-tiba menghampiriku dan menghiburku."Yang kedua pasti hasilnya lebih bagus daripada yang pertama.Coba sekarang kamu buat resep sushi yang kedua."katanya.
Dengan ditunggui Chef Koes,aku kembali membuat Sushi yang kedua kalinya.kali ini aku benar-benar seperti les privat karna dia khusus mengajariku.sementara murid yang lainnya,diajari oleh chef yang lain.
"Bagus!"puji Chef Koes melihat Sushi kedua buatanku yang memang terlihat lebih rapi.
"Yeayy....,terimakasi Chef ini berkatmu."aku tak dapat menahan kegembiraanku.
"Tidak pernah ada awal yang mudah dalam hal apapun.semuanya baru akan terasa mudah setelah semakin sering kamu melakukannya.Sekarang sering berlatih lah dirumah,apalagi membuat bento kamu harus sering melatih kreatifitasmu."ucapnya.
Akupun mengangguk sambil tersenyum masih terbawa suasana girang karena sushi buatanku tak terlalu buruk seperti yang pertama.
Cooking class hari itupun berakhir,aku segera pulang dengan perasaan yang sangat senang.Sesampainya dirumah,meskipun capek aku tidak langsung tertidur dan beristirahat,namun aku segera membongkar isi kulkas ku dan mencari bahan bahan masak yang aku perlukan untuk percobaanku membuat bento.Untungnya,aku telah memoto resep membuat bento,jadi aku hanya perlu menyiapkan alat bahannya kemudian mempraktikannya.
Namun,apa kalian tahu?lagi lagi percobaan ku membuat bento yang pertama gagal.Padahal aku sudah mengikuti resep yang tadi aku foto,tapi hasilnya sangat jelek dan hancur.jangankan untuk dijual.Aku yang membuatnya saja sangat tidak tertarik untuk memakannya.aku sedih,capek dan menyerah ternyata memasak tidak semudah yang aku bayangkan.Akupun membereskan dapur dan berniat untuk istirahat di kamar.
"Serius kamu nyerah gitu aja?"ucapan seseorang di pintu kamar iku sontak membuatka menatap kearah pintu.Ternyata mamah disana.
"Iya mah,aku capek.sepertinya memang bukan bakatku terjun di dunia dapur.itu sulit sekali untuk aku,"keluhku pada mamah.
"Nak,semua keinginan itu perlu perjuangan.apalagi cita-cita.kamu baru saja mulai berjuang,wajar kalo kamu mendapat rintangan,karena apa?hal itu yang akan membuatmu menuju kesuksesanmu.itulah proses untuk meraih cita-citamu.Kalo kamu udah nyerah gitu aja,mau gimana bisa kamu jadi Chef bento?belajar wajar kok kalo ada salahnya,asal kamu ga gampang nyerah pantang semangat.Yu coba lagii,latih terus.mama yakin kamu bisa jadi Chef Bento dan mewujudkan cita-citamu pergi ke Jepang."ucap mamah menyemangatiku.Kemudian iya kembali meninggalkanku ntah kemana
Aku terdiam,merenung dan berfikir.ucapan mama memang benar,kalo aku nyerah,bagaimana bisa aku jadi chef bento.Oke kata kata mama membuatku memiliki semangat kembali meneruskan niat pertamaku yaitu menjadi Chef Bento dan pergi ke Jepang.
2 bulan berlalu,selama itu pula aku sudah mengikuti cooking class si pendekar samurai itu.Kali ini aku berubah,menjadi Ayumi yang sudah terbiasa dengan yang namanya gagal saat praktik,namun dibalik itu juga aku sudah bisa membuat beberapa masakan Jepang.termasuk impianku yaitu menghias Bento.
Hari ini,hari pertamaku berniat mencoba menjual hasil bento buatanku.pertama,aku meminta kakaku dan mamahku untuk mencobanya.dan respon mereka sangatlah baik.Sehingga akupun berani dengan percaya diri mencoba menjualnya pada tetangga.Huft,hari pertama berjalan seperti inginku.daganganku laku habis.
Semakin hari,aku semakin bersemangat dan bertekad tinggi bahwa aku bisa pergi ke Jepang.tak diduga,tepat umurku 17 tahun,mamahku memberikan kado yang sangat tak terduga.Aku dihadiahi sebuah Restoran yang cukup besar.Mama bilang itu adalah yang akan membuat aku bisa pergi ke Jepang dengan usahaku.
Dengan tekad yang kuat,dan dukungan penuh keluarga,teman dan tak lupa Chef Koes si "Pendekar Samurai"yang memberiku motivasi,Tepat tanggal 28 September aku,Ayumi sianak pantang menyerah membuka restoran ala jepang.Aku menamai restonya dengan nama "Bento Ayumi."sejak itu pula,aku sering dijuluki Miss Bento oleh orang terdekat.
Kurang lebih 1 tahun berlalu,akhirnya impianku satu persatu berhasil terwujud,termasuk hari ini,aku akan pergi ke Jepang tepat sekali di musim Sakura seperti yang aku rencanakan.aku tidak hanya pergi sendiri,tapia ku juga mengajak semua keluargaku termasuk Pendekar samurai.
Aku sangattttr senang sekali...ya,Rasanya ini semua mimpi tak terbayang sebelumnya akan begini. tapi berkat usaha dan tekad pantang menyerah akupun bisa mencapainya.Jadi,buat kalian pembaca kisahku ini,jangan pantang menyerahya,semua akan indah pada waktunya.Semua mimpi pasti ada jalannya untuk terwujud.Berminpilah setinggi langit,dan berjuanglah sekuat yang kamu bisa.Semangat kamu pasti bisa kawan!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H