Lihat ke Halaman Asli

Psikologi perkembangan Islami Fase Perkembangan Manusia dalam Al-Quran Sejak dalam Rahim hingga HINGGA Pasca Kematian

Diperbarui: 4 April 2017   17:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Oleh : Navia Fathona Handayani

Perkembangan merupakan suatu hal yang pasti dialami oleh seorang manusia, baik itu perkembangan fisik, biologis maupun mental. Sudah banyak teori-teori yang telah membahas tentang fase-fase perkembangan manusia, misalnya teori perkembangan yang di tulis oleh Hurlock, Santrock, dan Papalia. Mulai dari fase prenatal, pascanatal, kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga lansia. Teori-teori tersebut belum ada yang membahas tentang kehidupan manusia ketika pascakematian, dan tidak dibahasnya aspek spiritual pada manusia. Untuk itu, dalam materi kali ini akan dibahas Psikologi Perkembangan Islami tentang rentang perkembangan manusia tidak hanya prenatal hingga kematian tetapi juga membahas perkembangan pascakematian.

Kita sebagai umat islam sangat perlu mempelajari psikologi perkembangan yang islami karena adanya perbedaan cara pandang dengan Barat, Barat dengan prinsip sekulernya tentu tidak mampu menjelaskan perkembangan mansuia dengan komprehensi (lengkap), pengabaian aspek spiritualitas tentu tidak sejalan dengan kita seorang muslim, dimana kita merupakan ciptaan Allah swt, yang memiliki fitrah ketuhanan. Pembahasan aspek perkembangan spiritualitas juga penting dalam pembahasan perkembangan manusia.

Faktor perkembangan manusia menurut Barat dan Islam memiliki perbedaan yaitu jika di Barat, faktor yang mempengaruhi perkembangan seseorang adalah faktor keturunan dan lingkungan, dalam perkembangan Islami ditambahkan yaitu adanya faktor ketentuan allah dalam menentukan perkembangan seseorang. Dalam perkembangan islami faktor ketentuan allah adalah inti dan paling penting dalam perkembangan manusia. Salah satu contoh adalah kemampuan nabi Isa a.s. berbicara ketika masih bayi. Hal tersebut tidak bisa dijelaskan oleh psikologi perkembangan Barat karena pada tahap tersebut tidak mungkin seorang bayi dapat berbicara jika kita melihat dari faktor penyebab kemampuan berbicara pada bayi yaitu faktor hereditasdan lingkungan.

Oleh karena itu, selain mempelajari psikologi perkembangan yang dikembangkan oleh Barat sangatlah penting bagi kita memahami dan mengetahui psikologi perkembangan islami agar kita dapat memahami perkembangan manusia dengan lebih komprehensif dan tepat.

Untuk mengawali tulisan ini penulis petikkan sebuah ayat dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang fase perkembangan yang akan dilalui oleh manusia. Allah befirman :

Artinya : “Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah” .

Berdasarkan ayat diatas penulis akan menyajikan beberapa fase perkembangan dalam Al-qur’an yaitu; prenatal, prenatal, kanak-kanak, tamyiz, amrad, taklif, pascakematian.

1.Tahap Pranatal (Sebelum Kelahiran)

Di dalam al-qur’an telah dijelaskan secara jelas bahwa ada beberapa tahap perkembangan yang di lalui sebelum menjadi manusia seutuhnya dalam hal ini adalah berupa janin. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Mu’minunayat 12-14 yang artinya sebagai berikut “ Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik”.

Dari terjemahan ayat diatas dapat dijelaskan fase perkembangan manusia sebelum menjadi janin yaitu: Pertama, dari saripati tanah (Sulalatin min tin). Kedua,menjadiair mani yang telah bertemu dengan ovum (nutfah). Ketiga, menjadi segumpal darah (‘alaqah). Keempat, menjadi segumpal daging (mudghah). Kelima, menjaditulang belulang (idham), Keenam, menjadi tulang belulang yang dibungkus oleh daging (lahm), kemudian Allah jadikan menjadi makhluk yang berbeda dari sebelumnya yaitu manusia.

Pendapat yang lebih rinci disampaikan 700 tahun yang lalu oleh ulama islam yang bernama Ibn al-Quff (1233-1305) setelah melakukan observasi embriologi dan dengan referensi yang valid yaitu Al-Qur’an dan Hadist menjelaskan fase perkembangan manusia sebelum kelahiran yaitu :

No.

Tahap

Waktu

I

Tahap cairan

Hari ke-6 samapai ke-7

II

Berubah bentuk

13 sampai 16 hari

III

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline