Lihat ke Halaman Asli

Nauris Rofaudin

Departemen Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Airlangga 2019

Enola Holmes, Film Sarat akan Nilai Feminisme

Diperbarui: 1 Desember 2020   21:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: lifestyle.bisnis.com

Di mana banyak nilai feminisme yang gencar kian digaungkan masyarakat, film yang diperankan oleh Millie Brown ini menjadi salah satu media penyampai yang secara tidak langsung menyampaikan perihal feminisme yang disampaikan secara ringan dan implisit mengikuti alur cerita yang ada.

Konflik di sini dimulai ketika Mycroft, kakak sulung dari Enola Holmes datang ke rumah lalu hendak menyekolahkan Enola ke sekolah asrama seperti layaknya wanita seumuran Enola di Inggris kala itu. 

Tak sampai di situ Mycroft juga menyuruh Enola untuk berpakaian seperti halnya perempuan seumuran dia bahkan Mycroft sampai meminta seorang pembelajar untuk menata ulang penampilan Enola saat itu yang dinilai Mycroft tidak sesuai dengan perempuan zaman itu.

Namun Enola enggan untuk mengikuti apa yang diminta oleh Mycroft, sehingga terjadilah konflik mulai dari kaburnya Enola ke London, bertemu dengan putra bangsawan, dan mendapati berbagai pengejaran dari Mycroft maupun pembunuh bayaran dari pihak kerajaan Inggris. Kemudian Enola juga yang memiliki otak cerdas yang mampu menelaah kasus yang sedang gencar di London saat itu secara deduktif seperti kakaknya, Sherlock Holmes.

Di sini sangat jelas bagaimana perempuan sejak saat itu hingga sekarang seringkali harus menuruti hal-hal yang sebenarnya tidak secara mandatory perlu dilakukan oleh seorang wanita. Di lihat bagaimana Enola yang sejak kecil diajari berbagai macam oleh ibunya tanpa sekolah mampu mengembangkan kapasitas otaknya secara maksimal di usianya. 

Enola berusaha menolak bagaimana perempuan-perempuan pada seusianya dibentuk oleh lingkungan yang menuntut macam-macam yang membuat Enola tidak nyaman. 

Di sini apabila memang seseorang memiliki kecenderungan bakat pada sesuatu maka tidaklah harus menuruti tuntutan orang lain yang kurang membuat kita nyaman atau malah menimbulkan lingkungan yang tidak nyaman sehingga kurang mampu mengembangkan bakat yang telah ada. 

Namun apabila memang belum terarah, bukanlah suatu hal yang salah apabil akita mengikuti saran dari orang sekitar selagi itu merupakan hal positif  dan mampu membangun diri kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline