Lihat ke Halaman Asli

Manfaat Tidak Terduga dari Bahan Tambahan Pangan, Beta Glukan

Diperbarui: 2 Januari 2018   12:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: intechopen.com

Diabetes melitus atau yang biasa disebut dengan kencing manis merupakan penyakit yang disebabkan oleh ketidaknormalan pankreas untuk menghasilkan hormon insulin sehingga keseimbangan kadar gula dalam darah menjadi terganggu. Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan (2013), sebanyak 6.9% atau 12 juta  penduduk Indonesia menderita penyakit diabetes. 

Dan menurut data sample registration survey tahun 2014, menunjukkan bahwa diabetes merupakan penyebab kematian terbesar nomor 3 di Indonesia setelah stroke dan penyakit jantung koroner. Rata-rata penyakit diabetes yang menyebabkan kematian adalah diabetes tipe 2 yang disebabkan oleh gaya hidup yang kurang sehat dari masyarakat. Diabetes tipe 2 ini dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup yang sehat seperti rajin olahraga, makan makanan yang mengandung gula rendah dan tinggi serat.

Jenis serat yang ada dalam bahan pangan banyak sekali, salah satunya adalah Beta-glukan. Beta-glukan adalah polisakarida yang dibentuk oleh glukosa dengan ikatan beta.

Ikatan beta pada beta glukan akan menyebabkan enzim dalam pencernaan tubuh manusia tidak bisa mengenali karbohidrat tersebut, sehingga beta-glukan tidak akan menghasilkan kalori bagi tubuh manusia (Chen dan Raymond 2008). Beta-glukan ini banyak ditemukan dalam dinding sel kapang, khamir, oat, barley, dan bakteri.

Selain sumber yang telah disebutkan, ternyata terdapat suatu bahan pangan lokal yang cukup potensial sebagai sumber beta-glukan, yaitu Sorgum. Menurut Bacic (2009), kandungan beta-glukan dalam sorgum sebesar 1,1-6,2 gram per 100 gram berat kering.

Sumber: greners.co

Selain memiliki fungsi terhadap kesehatan, beta-glukan juga memiliki fungsi terhadap makanan itu sendiri, yaitu dapat meningkatkan volume atau massa dari makanan tersebut atau lebih dikenal sebagai bulking agent.

Beta-glukan juga memiliki fungsi lain dalam makanan, misalnya sebagai pengental pada sup, pembentuk tekstur pada snack, humektan pada tortila, atau sebagai pengganti lemak pada salad dressing.  Tidak ada aturan khusus dalam menerapkan beta-glukan sebagai bulking agent. Akan tetapi, apabila ingin menerapkan klaim sehat, makanan tersebut harus mengandung beta-glukan sekurang-kurangnya 3 gram per takaran saji.

Selain itu pemakaian beta-glukan 0.75 g sampai 3 g per takaran saji dapat menambah nilai gizi karena merupakan sumber kalori dan serat terlarut (FDA 2008).  Hasil studi Andrade et al. (2015), menunjukkan bahwa konsumsi beta-glukan 3.5 g/orang/hari tidak signifikan terhadap penurunan glisemia and hemoglobin terglikosilasi sedangkan menurut European Food Safety Authority (EFSA), pemakaian beta-glukan 4 g dari oat atau barley tiap 30 g karbohidrat tersedia dalam makanan dapat mereduksi respon glikemik post-prandial. Sedangkan konsumsi beta-glukan 6 g/orang/hari lebih efisien terhadap reduksi glisemia dan insulinanemia.

Daftar Pustaka

Andrade EF, Lobato RV, Araujo TV, Zangeronimo MG, de Sousa RV, Pereira LJ. 2015. Effect of beta-glucans in control of blood glucose levels of diabetic patients: a systematic review. Nutrition Hospitalaria. 31 (1): 170-177.

Bacic A, Fincher GB,  Stone BA. 2009.  Chemistry, Biochemistry, and Biology of (1-3)-[beta]-Glucans and Related Polysaccharides. Amsterdam (NL): Academic Press.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline