Lihat ke Halaman Asli

Naurah Amru

mahasiswa

Abadi dalam Luka

Diperbarui: 12 Mei 2024   12:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam kembali dibungkam luka.


Langkahku terasa berat, membawa luka masa lalu yang tak kunjung hilang.
Entah harus menyerah atau pasrah.

Ragaku lelah, Batinku berdarah.

Aku terlihat tegar nyatanya aku tertekan.
Aku terlihat kuat nyatanya aku rapuh.
Aku sakit, tetapi aku berusaha untuk tidak berisik.

Aku bukan kuat, aku hanya bertahan.
Menyimpan rasa, tentang luka batin yang tak mudah untukku ungkapkan.

 
Tidak ada yang tau seberapa dalam luka ini.
Luka yang selalu melekat, hingga aku bingung harus berbuat apa.
Luka ini akan tetap abadi, meski abadi dalam rasa sakit.

Aku tidak pernah sembuh, hanya saja sudah terbiasa.
Terbiasa dengan luka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline