Di sebuah kelas yang ramai, ada seorang anak perempuan yang cantik bernama Cantika. Perempuan cantik ini berkulit putih, hidung mancung, bertubuh pendek, dan berkacamata minus. Dia adalah anak yang pendiam dan juga baik. Dia memiliki hobi membaca. Setiap hari dia membawa buku cerita, novel, ataupun buku pengetahuan untuk dibaca di kelas pada saat jam kosong dan pada waktu istirahat. Terkadang bila dia tidak membawa buku dari rumah ia meminjam buku di perpustakaan sekolah. Cantika juga pintar dalam semua mapel pelajaran tetapi, dia tidak pernah sombong atas kepandaiannya itu.
Pada suatu hari, di kelas Cantika kedatangan murid baru yang bernama Farel. Pada saat Farel memperkenalkan diri di dalam kelas, Cantika berfikir bahwa itu temannya waktu SD. Laki-laki tampan ini berkulit sawo matang, berambut hitam,dengan tubuh yang tinggi dan gagah. Farel anak yang pintar dalam mata pelajaran dikelas dan sepak bola, hobi dia membaca dan berolahraga, tetapi dia suka jail kepada teman-temannya.
Ketika Cantika sedang sendirian membaca buku dibangkunya, dia melihat Farel yang lagi membaca buku juga. Setiap hari, Cantika memperhatikan Farel terus dan dia berharap bisa bertegur sapa dengan Farel. Namun, Cantika tidak berani untuk memulai bertegur sapa dengan Farel.
"Aku ingin sekali bisa mengobrol bersama Farel, tapi aku malu untuk mengawalinya." Ucap Cantika dalam hati dengan wajah cemberut.
Suatu ketika, Cantika berjalan dengan membawa tumpukan buku. Ketika Farel bermain lari-larian di kelas dengan tidak sengaja menyenggol Cantika sampai jatuh hingga bukunya berserakan.
"Bruak!!" Suara benturan kaki Cantika yang terkena meja serta buku-buku yang berjatuhan.
" Aduh..." Ucap Cantika dengan kesakitan sambil memegangi kakinya.
"Eh sorry, Aku tidak sengaja sekali lagi minta maaf ya. Sini aku bantu. Apakah kamu baik- baik saja?" Tanya Farel pada Cantika dengan ketakutan.
"Iya aku tidak apa-apa. Lain kali hati-hati ya." Jawab Cantika dengan menatap wajah tampan Farel.
Setelah kejadian tersebut, Cantika selalu memikirkan Farel terus dan bahkan sampai terbawa mimpi. Padahal sebelumnya Cantika tidak pernah menyukai laki-laki bahkan sampai memikirkannya. Ternyata dibalik sifat pendiamnya itu Cantika suka pada Farel. Perempuan mana sih yang tidak suka pada Farel. Sejak hari itu, mereka berdua mulai terjalin percakapan.
"Hai, Cantika boleh bantu aku mengerjakan soal Matematika ini dong?"