Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa UM Bagikan Praktik Pemanfaatan Singkong Menjadi Tepung MOCAF (Modified Cassava Flour) Bernilai Tinggi sebagai Upaya Peningkatan Potensi Ekonomi

Diperbarui: 23 Agustus 2024   17:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Bersama 

Malang -- Dalam rangka mendukung peningkatan ekonomi lokal dan pemberdayaan ibu rumah tangga, tim pengabdian masyarakat dari Universitas Negeri Malang (UM) melaksanakan program pemanfaatan singkong menjadi tepung MOCAF (Modified Cassava Flour) di Desa Kemiri, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan keterampilan wirausaha para ibu rumah tangga di desa tersebut, sekaligus mengoptimalkan potensi lokal yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal.

Program ini berlangsung pada 28 Juli 2024, dengan melibatkan ibu rumah tangga yang antusias mengikuti pelatihan dan workshop. Desa Kemiri Kepanjen dikenal sebagai salah satu sentra produksi singkong, namun komoditas ini sering kali hanya diolah menjadi produk bernilai rendah seperti keripik, atau dijual dengan harga murah. Melihat hal ini, tim UM berinisiatif untuk memperkenalkan proses produksi tepung MOCAF, sebuah produk turunan singkong yang memiliki nilai jual lebih tinggi dan bisa menjadi pengganti tepung terigu.

Dalam kegiatan ini, para peserta dibekali dengan pengetahuan mengenai proses produksi tepung MOCAF, mulai dari pengolahan singkong hingga teknik pengemasan yang baik dan benar. Selain itu, tim dari UM juga memberikan pelatihan tentang strategi pemasaran yang efektif, terutama melalui platform e-commerce, guna membantu ibu rumah tangga menjual produk mereka ke pasar yang lebih luas.

Menurut ketua tim pelaksana, Sri Dinasyah Ratna Fuzani, "Pemanfaatan singkong menjadi tepung MOCAF tidak hanya memberikan nilai tambah pada komoditas lokal, tetapi juga membuka peluang usaha baru bagi para ibu rumah tangga. Dengan keterampilan ini, diharapkan mereka dapat meningkatkan pendapatan keluarga dan berkontribusi pada perekonomian desa."

Program ini selaras dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi ketergantungan pada produk impor. Tepung MOCAF memiliki banyak keunggulan, di antaranya adalah lebih sehat dan bebas gluten, sehingga sangat potensial untuk dipasarkan ke segmen konsumen yang peduli kesehatan.

Melalui program ini, diharapkan para ibu rumah tangga di Desa Kemiri dapat mengembangkan usaha mereka secara mandiri dan berkelanjutan, serta menciptakan lapangan pekerjaan baru di komunitas mereka. Target luaran dari program ini meliputi peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pengolahan singkong menjadi MOCAF, terciptanya produk akhir yang siap dipasarkan, serta penguatan kapasitas usaha mandiri di tingkat rumah tangga. Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen Universitas Negeri Malang dalam mendukung pengembangan potensi ekonomi masyarakat lokal melalui pendekatan yang berkelanjutan dan inklusif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline