Potret pertanian di Kabupaten Bojonegoro selalu menarik untuk didiskusikan oleh para Akademisi, tidak terkecuali kami para akademisi di lingkup Psikologi. Hal ini memang tidak terlepas dari kondisi pertanian di kabupaten ini.
Catatan BPS 2019 menunjukkan bahwa penurunan hasil produksi padi kering giling sebanyak 1 juta ton pada tahun 2016. Pada tahun 2018 menurun sebanyak 757,44 ribu ton.
Artinya dalam kurun waktu tiga tahun terdapat penurunan sebanyak 3 ribu ton. Menurut Kepala Bidang Produksi Pertanian dan Hortikultura Kabupaten Bojonegoro hal ini disebabkan adanya penyakit tanaman, seperti wereng, tikus, dan slundep.
Tak berhenti di situ saja, Kabupaten dengan mayoritas penduduk bermata pencarian di sektor pertanian ini justru kerap kali mengalami masalah musiman seperti kekeringan dan rendahnya stabilitas harga.
Kompleksitas ini tentu dirasakan sekali oleh para petani. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa petani tidak merasakan hal tersebut seorang diri, ketika petani memiliki anak.
Tentu anak petani juga merasakan dampaknya. Tidak sedikit anak-anak petani yang mengalami beban ekonomi dan psikis akibat kondisi pertanian tersebut. Penelitian yang menarik tahun 2020 di Indonesia menunjukkan bahwa anak petani mengalami kejenuhan di sektor pertanian dan harus menerima kenyataan jika orang tua mereka mengalami gagal panen.
Hal tersebut kemudian dipotret jelas dan dikonstruksi oleh anak petani bahwa di sektor pertanian memiliki penghasilan rendah, tidak stabil, memiliki status sosial rendah dan cenderung termarginalisasi dalam lingkungan. Tidak menutup kemungkinan bahwa anak petani ini mengalami inferioritas.
Sebaliknya, konstruksi berbeda dipotret oleh anak petani bahwa non sektor pertanian lebih baik. Bagaikan air di tengah-tengah gurun. Profesi seperti ASN, TNI/POLRI, dan Pegawai Bank menjadi bayangan dan harapan mereka di masa depan. Profesi tersebut berpeluang besar mengangkat derajat keluarga baik dari segi ekonomi maupun sosial.
Selain itu, pada konteks makro potret seperti ini diperkuat. Fasilitas pendidikan khusus mempelajari ilmu pertanian hanya ada dua di Kabupaten Bojonegoro.
Pertama, SMKN 5 Bojonegoro, yang justru saat ini lebih dikenal sebagai SMK Migas dengan dua jurusan di ilmu pertanian. Kedua, Universitas Bojonegoro dengan jurusan pertanian.