Lihat ke Halaman Asli

Naufal Hanif

mahasiswa

Penyalahgunaan Media Sosial Sebagai Alat Propaganda

Diperbarui: 18 Juni 2023   11:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

media sosial dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat meningkatkan kecemasan dan depresi. Hal ini terutama berlaku bagi orang-orang yang tidak nyaman dengan tubuh mereka, karena media sosial sering menampilkan gambar orang dengan tubuh ideal atau standar kecantikan tertentu. Media sosial juga dapat memengaruhi pemikiran orang. Informasi yang disajikan di jejaring sosial seringkali tidak terverifikasi dan menyebar dengan cepat. Akibatnya, masyarakat bisa terpapar berita bohong atau hoaks yang bisa mempengaruhi pendapatnya tentang suatu isu atau orang tertentu. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap stabilitas sosial dan politik negara.

Perubahan komunikasi informasi terus terjadi seiring dengan kemajuan teknologi di era digital. Saat ini semua orang bisa bekerja sebagai jurnalis meski belum pernah mempelajari dasar-dasar jurnalistik. Publik pun kerap menerima informasi atau berita yang membuat heran, mulai dari ancaman bencana hingga informasi seputar dunia politik. Temuan dari penelitian ini adalah seringkali informasi yang beredar di tangan warganet adalah hoaks bahkan ujaran kebencian, padahal pemerintah telah berupaya untuk menekan penyebaran hoaks dan ujaran kebencian. Dengan adanya tulisan ini, penulis bertujuan untuk mengungkap unsur-unsur propaganda dalam hoax dan ujaran kebencian di media sosial mengingat di era digital media sosial paling rentan dalam penyebaran berita hoax dan ujaran kebencian. Dengan memanfaatkan analisis konten kualitatif, penulis membahas lima berita hoax dan ujaran kebencian yang dibedah menggunakan sembilan praktik propaganda. Kesimpulan yang diperoleh penulis adalah bahwa berita hoax dan ujaran kebencian mengandung unsur-unsur pembesar-besaran, retorika, pengakuan dan pengaruh terhadap berbagai pihak, serta prasangka yang dilengkapi dengan emosi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline