Jika mendengar kata FC Barcelona, tentu yang terbayang oleh kebanyakan pecinta sepakbola maupun pendukung dari Barcelona adalah kejayaan mereka di masa lampau. Mereka sukses merajai eropa bahkan dunia dengan berbeda beda generasi. Dream Team di era kepelatihan Johan Cruyyf, Frank Rijjkard, dan Era keemasan Pep Guardiola tentu menjadi kenangan manis bagi Suporter FC Barcelona.
Mereka menguasai eropa dengan memainkan Sepakbola yang indah. Dengan Produk jebolan Akademi nya yaitu lamasia, mereka berhasil melahirkan bintang bintang, seperti Lionel Messi, Xavi Hernandez, Andres Iniesta, Carles Puyol dan masih banyak lagi. Tetapi, itu sudah menjadi lembaran foto yang hanya tinggal Kenangan di album FC Barcelona. Para bintang satu persatu pun pergi meninggalkan Klub yang mereka bela selama beberapa tahun tersebut.
Belakangan ini Barcelona mengalami momen momen terburuk nya yang mencoreng catatan sejarah mereka. Mulai dari kekalahan menyakitkan di Anfield (kandang Liverpool), Dihajar telak Bayern Munchen dengan skor 8-2 di Lisbon, ditinggal sang bintang Lionel Messi dan bahkan harus tersingkir di Fase Grup UEFA Champions League 2 musim berturut turut, membuat Barcelona menjadi bulan bulanan media.
Menurut saya, Barcelona seperti kehilangan identitas nya sebagai Klub papan atas eropa. Mereka tidak lagi menjadi klub yang dominan dalam melakoni laga laga mereka termasuk laga laga besar. Filosofi Barcelona yang sangat kental dengan permainan menyerang, menekan lawan dan menguasai pertandingan seperti hilang entah kemana. Mereka bermain tanpa arah atau tujuan yang seharusnya mereka lakukan untuk meraih kemenangan.
Memang banyak faktor yang menjadi keterpurukan Barcelona. Bobrok nya Manajemen Klub di era Josep Bartemeou, konflik internal ruang ganti, dan kualitas skuad yang menurun. Satu hal yang dapat Barcelona jadikan sebagai alasan dalam menghadapi keterpurukan ini adalah tentang proses Regenerasi yang sedang mereka bangun sekarang ini. Masuk akal memang. Karena banyak pemain pemain muda yang mungkin belum memiliki jam terbang yang banyak di dalam skuad mereka.
Untuk musim ini pun Xavi yang menjadi nahkoda Barcelona juga sudah membeli banyak pemain yang dia inginkan. Tetapi, mereka tetap tidak bisa berkata apa apa di eropa. Mereka harus tersingkir ke Europa League karena tidak mampu lolos ke fase Knockout UCL dengan hanya mengemas 7 poin saja dan finish di peringkat ketiga dibawah Bayern Munchen dan Inter Milan.
Entah kapan Barcelona akan kembali ke masa kejayaan mereka dengan generasi yang baru ini. Jika mereka mampu beradaptasi dengan gaya sepakbola modern atau sudah memiliki kedalaman skuad yang bagus, bukan tidak mungkin mereka akan mendapatkan masa keemasan kembali. Mereka harus memutuskan, Sekarang atau Tidak sama sekali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H