Lihat ke Halaman Asli

Naufal Firdaus

Mahasiswa STIABI Riyadul 'Ulum Tasikmalaya

KH. Ma'mun Sosok Peletak Dasar Keterpaduan Pesantren Condong

Diperbarui: 14 Januari 2023   10:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KH. Ma'mun pimpinan Pesantren Condong periode 1989-2014 (sumber: Istimewa)

Bertempat di Tasikmalaya dengan luas tanah yang sedikit, pada awalnya Pesantren Condong yang bercorak Salafiyah ini berada di dekat jalan raya. Namun seiring dengan penjajahan oleh Belanda yang pada saat itu sedang membangun berbagai jalur transportasi agar memudahkan perdagangan. Pesantren Condong sebagai pesantren yang tengah berkembang pada saat itu terkena juga imbasnya tepat pada saat itu mereka sedang membangun sepur (rel kereta api) dan tepat pada wilayah Pesantren Condong. Maka dengan ikhlas dan pasrah, lahan pesantren akhirnya berpindah walaupun tidak terlalu jauh dari sana, dan baiknya ada sosok dermawan bernama mbah Azidin yang mewakafkan tanahnya seluas 3 hektar untuk pengembangan Pesantren Condong.

"Sungguh dalam berjihad dijalan Allah SWT kita berkorban segalanya, baik dizaman dulu ataupun sekarang rela berkorban adalah salah satu sikap terpuji yang harus kita contohkan kepada orang lain, karena didalamnya terdapat ribuan hikmah." tutur KH. Endang Rahmat, yang merupakan keturunan dari KH. Ma'mun.

Perkembangan Pesantren Condong hari ini (sumber: Istimewa)

Tampuk kepemimpinan Pesantren Condong terus bergulir. Hingga akhirnya berada pada generasi keenam yaitu pada kepemimpinan KH. Ma'mun, sebelumnya Pesantren Condong bercorak salafiyah. Namun KH. Ma'mun menginginkan adanya perubahan, yaitu pendirian sekolah formal. Karena jika tidak dilakukan eksistensi pesantren akan turun karena tidak bisa berkembang sesuai zaman.

Dengan visionernya KH. Ma'mun terlihat sudah berkembangnya Pesantren Condong pada hari ini. Pesantren yang terkenal akan sistem pengajarannya berdasar kepada kitab kuning saja. Oleh KH. Ma'mun diubah dengan menambahkan kurikulum pendidikan nasional dan kurikulum bahasa Pondok Modern Darussalam Gontor. Dari penggabungan sistem ini disebutlah keterpaduan dengan 3 kurikulum yang disatukan mampu membuat santri lebih berwawasan luas dengan landasan QS: Al-Baqarah 2:201.

Santri Condong pada masa kepemimpinan KH. Ma'mun (sumber: Istimewa)

Walaupun pasca awal dicetuskannya kurikulum terpadu ini mendapatkan penolakan dari santri-santri beliau. Beliau tetap konsisten dalam membangun kurikulum terpadu ini. Betul terbukti setelah 20 tahun lebih Pesantren Condong berdiri dengan wajah baru yaitu kurikulum terpadu lebih banyak yang menyukai.

hal ini tentunya berdasar dengan pepatah "tidak melulu yang baru mulai disenangi, bisa jadi itu bermanfaat 10-20 tahun kedepan." Dengan ini KH. Ma'mun sukses menjalankan kurikulum terpadu lalu dilanjutkan oleh keturunannya dengan segenap hati dan jiwa. Selama kurang lebih 25 tahun beliau memimpin Pesantren Condong. Merubah arah pendidikannya walaupun dengan beberapa penolakan dari santrinya, di abad 21 ini keturunannnya sudah bisa merasakan hasilnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline