Lihat ke Halaman Asli

Naufal Emery

Mahasiswa

Pemerataan Transportasi Umum Berbasis Rel di Indonesia dalam Upaya Mengurangi Polusi dan Kemacetan

Diperbarui: 21 Agustus 2023   01:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pembangunan transportasi di Indonesia, seiring dengan semakin kompleksnya tantangan dalam mobilitas perkotaan dan pengaruh lingkungannya. Menurut RPJM Dirjendat Kemenhub RI pembangunan transportasi bertujuan meningkatkan pelayanan jasa transportasi efisien, efektif, handal, berkualitas, aman, terjangkau. Mewujudkan transportasi nasional terpadu dengan pembangunan wilayah, sistem distribusi yang dapat memberikan pelayanan masyarakat, meningkatkan jaringan desa ke kota memadai. (Siregar, Wardaya, dan Tas'an, 2017).

Sistem transportasi terpadu mewujudkan transportasi tertib, selamat, aman, nyaman, cepat, teratur, lancar, terjangkau, pengelolaan transportasi berkelanjutan; aksesibilitas, kesetaraan dan dampak lingkungan. Aksesibilitas diupayakan dengan perencanaan jaringan transportasi terintegrasi. Kesetaraan melalui penyelenggaraan transportasi yang terjangkau, persaingan sehat, pembagian penggunaan ruang, pemanfaatan infrastruktur, transparan dalam pengambilan kebijakan. Pengurangan dampak negatif lingkungan dan prioritas keselamatan. 

Upaya untuk memenuhi kebutuhan transportasi ini dilakukan dengan berbagai cara dan berbagai pendayagunaan sarana prasarana yang ada serta terus dikembangkan. Kreteria pemilihan transportasi dengan mempertimbangkan faktor ketepatan waktu, keamanan, keteraturan jadwal, kecepatan, kepuasan, kenyamanan, dan kesenangan dijadikan landasan dalam pemenuhan transportasi kereta api yang kemudian dikembangkan menggunakan konsep QCD (Quality, Cost and Delivery) (Tamin, 2017).

Pemerataan transportasi umum berbasis rel memiliki potensi untuk memberikan solusi bagi masalah polusi udara dan kemacetan. Dengan menyediakan pilihan transportasi yang efisien, cepat, penggunaan kendaraan pribadi dapat berkurang dan cenderung lebih ramah lingkungan. Dampak positif lainnya adalah pengurangan efek gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim. Dengan memberikan akses yang lebih mudah dan terjangkau ke transportasi umum, terutama di daerah-daerah yang sebelumnya kurang tersentuh, dapat menciptakan efek samping yang positif dalam mengurangi polusi dan kemacetan.

Namun, seperti setiap usulan kebijakan lainnya, pemerataan transportasi umum berbasis rel juga memiliki aspek yang perlu diperhatikan secara netral. Meskipun memiliki manfaat yang jelas, implementasi proyek transportasi umum berbasis rel memiliki tantangan tersendiri. Perluasan sistem rel memerlukan investasi yang besar, pengaturan jalur yang kompleks, serta perubahan dalam perilaku masyarakat terhadap transportasi. Selain itu, perencanaan dan pelaksanaan yang cermat juga diperlukan untuk meminimalkan dampak negatif pada lingkungan dan masyarakat sekitar. 

Dalam menghadapi isu pemerataan transportasi umum berbasis rel, penting untuk mengambil pandangan netral yang mempertimbangkan berbagai aspek. Kebijakan ini tidak hanya tentang mengurangi polusi dan kemacetan, tetapi juga tentang dampaknya terhadap perekonomian, infrastruktur, dan kualitas hidup masyarakat. Penting untuk melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam diskusi dan perencanaan, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil (Biomantara dan Herdiansyah, 2019).

Dalam rangka mewujudkan pemerataan transportasi umum berbasis rel yang efektif dan berkelanjutan, diperlukan pendekatan yang menyeluruh dan solusi yang sesuai dengan kondisi lokal. Peningkatan kualitas infrastruktur, perubahan perilaku masyarakat terhadap transportasi, serta komitmen yang kuat dari pemerintah dan masyarakat menjadi kunci kesuksesan. Dengan kacamata netral yang melihat kedua sisi perdebatan, harapannya adalah bahwa langkah-langkah ini akan membawa Indonesia menuju solusi transportasi yang lebih ramah lingkungan, efisien, dan berkelanjutan.

Kesimpulan

Dalam menyimpulkan, isu pemerataan transportasi umum berbasis rel di Indonesia merupakan perbincangan yang rumit dan relevan. Meskipun terlihat sebagai langkah yang potensial untuk mengurangi polusi dan kemacetan, implementasinya memerlukan kajian yang cermat dan pendekatan yang menyeluruh. Pandangan netral yang mempertimbangkan manfaat dan tantangan dari pemerataan transportasi berbasis rel adalah pendekatan yang tepat menurut saya. 

Pemerataan transportasi ini memiliki potensi untuk merubah peta mobilitas perkotaan secara signifikan. Kesuksesan dari kebijakan ini memerlukan kerjasama yang kuat antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Dengan demikian, upaya untuk mengurangi polusi dan kemacetan melalui pemerataan transportasi umum berbasis rel dapat menjadi salah satu langkah menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan efisien.

Daftar Rujukan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline