Lihat ke Halaman Asli

Naufal Dlorif

Mahasiswa

Menyusuri Keindahan Bumi Parahyangan dari Balik Jendela Kereta Api

Diperbarui: 30 Oktober 2024   19:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kereta yang melintas di stasiun Cibatu, Garut (Dokumen Pribadi)

Parahyangan adalah kata lain untuk menyebut wilayah Jawa Barat bagian Selatan. Nama "Parahyangan" berasal dari Bahasa Sunda yang memiliki arti "tempat tinggal para hyang (dewa)". Parahyangan secara spesifik adalah daerah sekitar pegunungan di selatan Jawa Barat dimana orang Sunda terdahulu memercayai jika gunung-gunung merupakan tempat bersemayamnya para dewa. M.A.W Brouwer pernah berkata "Bumi parahyangan lahir ketika tuhan sedang tersenyum", hal ini berdasar pada kenyataan yang memang wilayah Selatan Jawa Barat memiliki lanskap alam yang memanjakan mata.

Kereta api menjadi salah satu moda transportasi utama masyarakat khususnya di Pulau Jawa bagian Barat. Kereta api telah hadir di wilayah ini sejak tahun 1884-1894 yang menghubungkan kota-kota utama di Jawa Barat seperti Bogor, Bandung, Tasikmalaya, hingga Banjar. Pembangunan jalur kereta di wilayah Parahyangan membutuhkan waktu yang relatif lebih lama dikarenakan kontur alam yang berbukit dan rawan longsor. Namun dibalik kesulitan tersebut, jalur ini ternyata memberikan kelebihan terutama pada pemandangan yang dapat anda nikmati selama perjalanan. 

KA Serayu melintas di area Pesawahan (Dokumen Pribadi)

Rute kereta dari Bandung menuju Tasikmalaya contohnya, ketika anda menaiki kereta di rute ini anda akan disuguhi pemandangan alam yang luar biasa. Selama perjalanan, kereta akan dikelilingi pesawahan dan pegunungan bumi parahyangan serta membelah tebing batu dan melintasi sungai-sungai. Bagian terindah jika anda menaiki kereta di rute Bandung hingga Tasikmalaya yaitu ketika kereta melintas di petak stasiun Nagreg hingga Stasiun leles. Di petak ini kereta berada di ketinggian 800 mdpl yang menjadikannya jalur kereta aktif tertinggi di Indonesia. Di petak ini juga kereta akan membelah bukit dan tebing batu sehingga memberikan pengalaman yang tak terlupakan jika anda menaikinya. Selain itu, ketika kereta melintas di Tiber Kadungora (tikungan besar) anda dapat melihat ujung lokomotif dari kereta yang anda naiki.

Kereta melintas di Tiber Kadungora (Flickr: Purwata Yuda Syarifudin)

Jika anda tertarik untuk mencoba pengalaman berada di kereta dengan pemandangan seperti ini dan ingin menikmati pemandangan dengan leluasa, tidak ada salahnya untuk mencoba layanan KA Panoramic dari KAI Wisata yang biasa dirangkaikan pada KA Argo Wilis, KA Papandayan, atau KA Pangandaran. Jika dirasa tiket terlalu mahal, jangan khawatir karena anda bisa menggunakan kereta kelas lain baik eksekutif maupun ekonomi selagi kereta tersebut berada pada rute Bandung hingga Tasikmalaya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline