Lihat ke Halaman Asli

Naufal Dlorif

Mahasiswa

Mengenal Cireundeu, Kampung Adat dengan Segala Keunikannya

Diperbarui: 29 Oktober 2024   18:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Ketika kita mendengar kata Kampung Adat sebagian besar dari kita pasti membayangkan sebuah kampung yang corak bangunan dan masyarakatnya masih sangat tradisional. Namun, hal ini tidak berlaku ketika anda mengunjungi Kampung Cireundeu yang terletak di Kelurahan Leuwigajah Kota Cimahi. Cireundeu merupakan salah satu kampung yang masih memegang teguh nilai-nilai tradisional walaupun letaknya berada di sebuah kota. Masyarakat di Kampung Cireundeu memiliki prinsip "ngindung ka waktu, mibapa ka jaman" yang artinya walaupun memegang teguh nilai-nilai tadisi selagi ada kebermanfaatan dari kemajuan zaman tidak ada salahnya untuk diterapkan.

Cireundeu memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya dari kampung adat lainnya. Keunikan tersebut terdapat pada kebiasaan masyarakat yang tidak memakan nasi sebagai sumber makanan pokok melainkan dengan singkong. Menurut Kang Ogi selaku warga di kampung ini masyarakat Cireundeu sudah beralih sumber makanan pokoknya dari nasi menuju singkong sejak tahun 1918. Pada tahun tersebut sesepuh kampung merasa di masa yang akan datang lahan-lahan produktif akan terus berkurang dan tidak bisa bergantung pada satu sumber pangan saja. Setelah dicoba menanam berbagai macam tumbuhan pangan, dipilihlah singkong karena tanaman singkong merupakan yang ideal untuk ditanami di lahan berkontur perbukitan seperti Cireundeu.

Karena singkong menjadi bahan pokok utama di Cireundeu, maka muncullah berbagai inovasi kuliner dari sinkong. Salah satu kuliner yang khas dari Cireundeu adalah rasi atau beras singkong. Rasi merupakan olahan dari ampas singkong yang dikeringkan, rasi inilah yang menjadi penggganti beras bagi masyarakat Cireundeu. Selain rasi, ada juga olahan lainnya yang berbahan dasar kulit singkong yaitu dendeng kulit singkong. Di Cireundeu kulit singkong yang biasanya menjadi limbah justru diolah menjadi dendeng yang mumnya terbuat dari daging sapi. Meskipun terbuat dari kulit singkong, rasa dendeng ini justru cukup mirip dengan dendeng pada umumnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline