Lihat ke Halaman Asli

naufal

mahasiswa

Natal Berdarah: Rusia Luncurkan Serangan Besar-Besaran ke Ukraina

Diperbarui: 26 Desember 2024   15:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konflik Rusia dan Ukraina (Sumber: Retorika.id)

Pada tanggal 25 Desember 2024, serangan besar-besaran Rusia terhadap Ukraina terjadi pada Hari Natal, menargetkan infrastruktur energi penting negara tersebut. Serangan ini melibatkan lebih dari 180 rudal dan pesawat nirawak, yang menyebabkan pemadaman listrik yang meluas di berbagai wilayah Ukraina, termasuk Kyiv dan Kharkiv. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengutuk tindakan tersebut sebagai "tidak manusiawi," menekankan bahwa serangan ini dilakukan secara sengaja pada hari yang seharusnya dipenuhi dengan perayaan dan kedamaian.

Serangan dimulai sekitar pukul 5.30 pagi waktu setempat, di mana alarm serangan udara berbunyi di seluruh negeri. Militer Ukraina melaporkan bahwa mereka berhasil menembak jatuh sekitar 58 rudal, namun beberapa masih berhasil mencapai sasaran dan menyebabkan kerusakan signifikan pada sistem energi. Di Kyiv, banyak penduduk terpaksa menghabiskan Natal tanpa listrik, bahkan ada yang berlindung di stasiun metro untuk menghindari cuaca dingin.

Zelensky menyatakan bahwa serangan ini merupakan bagian dari kampanye berkelanjutan Rusia untuk menghancurkan infrastruktur energi Ukraina selama musim dingin. Ia juga menyoroti bahwa kejahatan Rusia tidak akan menghancurkan semangat rakyat Ukraina. Dalam pernyataannya, Zelensky menegaskan bahwa "Kejahatan Rusia tidak akan menghancurkan Ukraina dan tidak akan mendistorsi Natal".

Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, juga mengecam serangan ini, menyebutnya sebagai tindakan brutal yang tidak manusiawi. Ia memberikan penghormatan kepada ketahanan rakyat Ukraina dan menyerukan dukungan lebih lanjut dari sekutu internasional untuk memperkuat pertahanan udara Ukraina.

Selain itu, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyebut serangan tersebut sebagai "keterlaluan" dan mengarahkan Departemen Pertahanan untuk terus mendukung pengiriman senjata ke Ukraina.

Serangan ini menandai salah satu momen paling dramatis dalam konflik yang telah berlangsung selama hampir tiga tahun ini, dengan ketegangan yang terus meningkat antara Rusia dan negara-negara Barat terkait dukungan mereka terhadap Ukraina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline